Nasional

Sekjen Kemenag Tutup Dialog Lintas Agama Regional

Semarang (Pinmas) - Sekretariat Jenderal Kemenag Bahrul Hayat mengatakan, kegiatan interfaith dialogue atau dialog lintas agama ini penting untuk terus dilanjutkan dan kembangkan agar dapat memberikan manfaat bagi Negara-negara peserta khususnya dan seluruh masyarakat. "Bagi Indonesia, program Interfaith Dialogue merupakan bagian tidak terpisahkan dari program kerukunan umat beragama di tanah air," ujar Sekjen ketika menutup kegiatan Regional Interfaith dialogue ke 6 , di Hotel Grand Candi Semarang, Kamis (15/03).

Menurut Bahrul Hayat, kerukunan umat beragama kini menjadi isu global dimana setiap langkah dan kebijakan juga menjadi perhatian masyarkat dunia. Karenanya, pemerintah Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam dialog ini dan pada dialog-dialog yang sama di masa yang akan datang. "Berpijak pada kebijakan pemerintah, kita dapat bertukar pengalaman dengan negara-negara lain yang kami percaya memiliki pandangan yang sama," tambahnya. Indonesia, kata Bahrul Hayat, merupakan negara yang memiliki keragaman kultur yang sangat besar. Perjalanan dan pengalaman Indonesia dalam mengelola keragaman tersebut penuh dengan dinamika. Diantara pengalaman itu ada yang bisa kita ceritakan dengan kebanggaan, ada pula sebagian yang masih harus kita benahi. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia menggunakan paradigma bottom up, dengan maksud mengambil aspirasi dan keterlibatan masyarakat yang optimal dalam setiap langkah dan kebijakan terkait kerukunan umat beragama.

Bahrul menyatakan, melalui majelis-majelis agama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pemerintah Indonesia berharap bahwa tanggungjawab kerukunan umat beragama merupakan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat. "Regional Interfaith Dialoque yang kita selenggarakan ini merupakan dialog yang ke enam kali, setelah sebelumnya diselenggarakan di beberapa negara. Besar harapan kita dapat mewujudkan kesepakatan dan kesepahaman dalam langkah kongkrit untuk merealisasikan cita-cita bersama yang mulia ini, yakni menciptakan masyarakat yang aman, rukun, damai dan harmonis di wilayah masing-masing," jelas Sekjen. Pertemuan itu menghasilkan rekomendasi "Semarang plan of action" atau Aksi rencana kegiatan semarang diantaranya meliputi 5 aspek yaitu pemimpin kelompok-kelompok agama, masyarakat sipil, Pemuda, pendidikan dan media dan komunikasi.

Rekomendasi-rekomendasi yang diusulkan dalam Semarang plan of action, terdapat 2 program Indonesia yang direncanakan untuk terselenggara pada tahun 2012 ini, yaitu The special program of the Indonesian arts and Culture scholarship 202 sebagai program bea siswa selama 7 minggu bagi para pemimpin agama masa depan dari Negara-negara Regional Interfaith dialogue dan peace Journalism Media Workshop yang melibatkan 15 wartawan muda dari 15 negara regional Interfaith Dialogue ke Indonesia. Semarang Plan of action ini ditujukan sebagai perwujudan komitmen untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan substantive bagi peningkatan saling kesepahaman, toleransi dan saling menghargai keberagamaan beragama bagi penguatan perdamaian serta keamanan kawasan. Semarang Plan of action ini dibuat dengan mempertimbangkan deklarasi-deklarasi terdahulu dalam kegiatan-kegiatan regional Interfaith Dialogue di Yogyakarta (2004), Cebu (2006), Waitangi (2007), Phnom Penh (2008), Perth (2009) serta kemajuan upaya-upaya dialog, Kemitraan dan kerja sama yang telah terbangun dalam kerangka Global and Regional Interfaith.(fathur)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua