Nasional

Puslitbang Lektur: Pemeliharaan dan Pengelolaan Khazanah Keagamaan Signifikan Bagi Pengembangan Keilmuan 

Dari ki/ka; Kapuslitbang Lektur M Zain, Kaabalitbangdiklat Abdurrahman Masud, dan Staf Ahli Menag Oman Fathurahman. foto:afm

Dari ki/ka; Kapuslitbang Lektur M Zain, Kaabalitbangdiklat Abdurrahman Masud, dan Staf Ahli Menag Oman Fathurahman. foto:afm

Jakarta (Kemenag) - Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman mengatakan, jastifikasi moderasi agama harus berbasis pada khazanah keagamaan sebagai sumber otentik. Dalam manuskrip keagamaan, misalnya, dapat diungkap bagaimana agama mampu berdialog dengan budaya lokal tanpa menimbulkan gejolak yang berarti.

Demikian Oman Fathurahman yang juga guru besar Filologi UIN Jakarta menjelaskan saat menjadi narasumber pada kegiatan Pembahasan Desain Operasional (DO) Benchmarking Model Kajian Khazanah Keagamaan di Luar Negeri”, di Jakarta, Senin (30/4).

Hadir sebagai narasumber selain Oman Fathurahman, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abdurrahman Mas’ud.

Oman menegaskan, pemeliharaan dan pengelolaan khazanah keagamaan memiliki signifikansi dan urgensinya. Kahazanah, termasuk manuskrip keagamaan, sangat signifikan bagi pengembangan keilmuan dan sebagai sumber otentik paham dan praktik keagamaan.

Menurutnya, urgensi pengelolaan ini antara lain karena sejumlah hal, di antaranya; khazanah tersebut terancam punah atau berpindah tangan, baik karena peristiwa alam mapun karena ulah manusia; dan ia juga rentan secara sosial-politik, misalnya terancam keberadaannya karena perbedaan paham atau ketidaktahuan; mungkin saja warisan tersebut dimusnahkan atau dibakar.

Dengan demikian, kata Oman, penyiapan dan pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan khazanah keagamaan yang sangat beragam dan berharga tersebut, semisal manuskrip keagamaan.

"Oleh karena itu, pendirian Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan dan juga pembangunan Pangkalan Data Khazanah Keagamaan merupakan langkah kongkrit dalam penyediaan infrastruktur tersebut," ujarnya.

Bagi Pusitbang Lektur, ada empat kegunaan dari kegiatan Benchmarking ini, yaitu: Memperkaya bahan dan data bagi penguatan infrastruktur kelembagaan, yaitu pendirian Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara dan Pangkalan Data (Database) Khazanah Keagamaan Nusantara, meningkatkan kualitas SDM Puslitbang LKKMO, meningkatkan kinerja dan hasil kelitbangan Puslitbang LKKMO, serta mendukung penguatan fungsi dan peran kelembagaan Puslitbang LKKMO, khususnya dalam penelitian dan pengembangan manuskrip dan khazanah keagamaan.

Kepala Puslitbang Lektur M. Zain menyatakan, pemahaman kita tentang pentingnya merawat dan memanfaatkan keragaman dan kekayaan khazanah keagamaan telah sama.

"Penyiapan infrastruktur, baik Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara maupun Pangkalan Data (Database) Khazanah Keagamaan Nusantara merupakan kebutuhan mendesak yang harus segera diwujudkan," ujar M. Zain. AFM

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua