Nasional

Prof Dr Machasin “Memimpikan” Pendidikan Islam Berkelas Dunia

Jakarta(Pinmas) -- Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Prof Dr Machasin "memimpikan" pendidikan Islam di Indonesia berkelas dunia. Solusinya, perguruan tinggi Islam harus terus meningkatkan kualitasnya, terutama pada penguatan basis-basis falsafah hidup yang dapat memunculkan ahli dalam bidang kedokteran, ahli ekonomi, sebagai politisi dan lain-lain dengan basis keislaman yang lebih kuat. "Saya berharap perguruan tinggi Islam diakui oleh dunia, menghasilkan alumni yang dapat dipersandingkan dengan alumni lain di dunia," papar Machasin di sela-sela Wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Daarul Fatah Kota Tangerang Selatan di Wisma Syahida Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (21/2). Menurut Machasin, ada tiga jenis dalam pendidikan Islam. Pertama, pendidikan agama Islam yang berupaya menanamkan keimanan kepada peserta didik dan mengamalkan ajaran Islam. Kedua, pendidikan keagamaan meliputi pendidkan tentang seluk beluk agama Islam, seperti tafsir, fiqih, filsafat Islam, dan dakwah Islam. Ketiga, pendidikan Islami yang menekankan pendidikan bersifat umum, mengajari peserta didik menjadi dokter, insinyur, analisa politik, mengajarkan ahli ekonomi dan lain-lain dengan pandangan Islam. Dari ketiga model pendidikan Islam tersebut, lanjut Machasin, yang perlu dikembangkan adalah pendidikan agama Islam dan pendidikan berbasis pada ajaran Islam. "Kalau pendidikan orang yang membuat ahli dalam Islam itu juga masih diperlukan, tapi tidak terlalu banyak, dihitung tidak semua orang ahli fiqih. Tapi semua pendidikan, semua umat Islam memerlukan dasar-dasar falsafat hidup keislaman yang tentunya mempunyai kewajiban menjalankan agama Islam." Meski demikian, mengenai pendidikan seluk beluk ajaran Islam, jumlahnya tidak harus banyak. "Dikurangi saja dengan proporsi misalnya satu per 1000 penduduk. Itu sudah cukup memenuhi kebutuhan. Sekarang lembaga pendidikan tinggi Islam sudah 607 buah. Itu baru tingkat perguruan tinggi Islam swasta dan negeri dengan jumlah mahasiswa 200.000 yang tersebar di berbagai pelosok yang belum terjamin kualitasnya." Sementara itu, Ketua STIT daarul Fatah Kota Tangerang Selatan Dr H Rohadi Abdul Fatah, MAg mengatakan pada era transnasional saat ini, kehidupan telah saling terkait satu sama lain, dunia hampir tlanpa sekat dan pembatas, saling berinteraksi dan bekerjasama, sehingga dibutuhkan sumber Daya Manusia berkualitas dan memiliki kompetensi kemampuan secara memadai. Pada konteks ini, lanjutnya, menyelesaikan studi pada lembaga kita ini, bukan suatu pekerjaan yang mudah, diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit, baik materi maupun non materi. Tetapi perjuangan yang sesungguhnya adalah bagaimana menghadapi kehidupan dengan segala riak dan dinamika yang dibarengi dengan berbagai tantangannya.(dik)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua