Nasional

Presiden SBY: Perbedaan Etnis dan Agama Jangan Ganggu Persaudaraan Bangsa

Jakarta(Pinmas) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa perbedaan etnis dan agama tidak boleh mengganggu persaudaraan seluruh warga negara Indonesia sebagai sebuah bangsa. Dalam pidato perayaan tahun baru Imlek Nasional 2563 di Balai Sidang Jakarta, Jumat, Kepala Negara yang hadir didampingi oleh Ani Yudhoyono menyatakan pemerintah sesuai dengan peran dan tugas yang diembannya juga terus berupaya untuk mengayomi, melindungi, serta memberikan kesetaraan kepada segenap warga negara. "Sebagai bangsa yang majemuk, yang kaya akan keragaman etnis, budaya, dan agama, memerlukan ikatan persatuan yang kokoh. Dalam keragaman itulah, kita harus hidup rukun, damai, dan penuh toleransi," katanya.

Presiden juga kembali mengingatkan agar perbedaan tidak dijadikan alat oleh pihak mana pun dalam menyebarkan kebencian apalagi dengan menggunakan kekerasan. "Di antara sesama warga bangsa tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih penting. Sebesar apa pun perbedaan kita sebagai manusia, kita tidak boleh meyebarkan kebencian apalagi dengan menggunakan kekerasan terhadap orang yang berbeda dengan kita," tuturnya. Sebaliknya, lanjut Presiden, kebersamaan harus dibangun secara kekeluargaan dalam kemajemukan agar tercipta solidaritas di tengah perbedaan. "Dalam kaitan itulah para tokoh dan pemimpin agama memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing, membina, dan menuntun umatnya melalui kesalehan individual dan kesalehan sosial, " ujarnya.

Dalam sambutannya pada perayaan tahun baru imlek nasional yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, Presiden mengatakan imlek bukan hanya milik umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa, tetapi juga telah menjadi pesta rakyat di seluruh pelosok tanah air yang bisa terlihat dari semarak atraksi barongsai, lampion, dan beragam aksesori khas Tionghoa yang menghiasi perayaan imlek di seluruh daerah nusantara. "Ini menunjukkan bahwa bangsa kita benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, meneguhkan semangat Bhineka Tunggal Ika dan memberi ruang besar bagi mayarakat Tionghoa tanpa ada lagi sikap diskriminasi," tegasnya. Perayaan tahun baru Imlek yang semarak di Indonesia, menurut Presiden, adalah salah satu kenyataan bahwa kebersamaan etnis Tionghoa dengan berbagai etnis lainnya di tanah air telah terjalin kokoh sebagai bangsa yang multikultural. (ant)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua