Nasional

Pondok Pesantren Diminta Berbenah

Bali (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali meminta pondok pesantren (ponpes) berbenah dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, ponpes diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang membanggakan. "Saya senang madrasah kita punya prestasi, kita berharap prestasinya tidak hanya di bidang kesenian, tapi juga olahraga. Kalau seni unggul, olah raga unggul, maka mata pelajaran diharapkan unggul," ujarnya dalam silaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Qur'an Raudlotul Huffad, Tabanan, Bali, Kamis(13/06).

Hadir dalam acara tersebut, Dirjen Hindu I Gede Triguna, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ace Syaifudin, Pimpinan Institut Hindudarma Negeri Prof I Made Titib, dan pejabat dari Kanwil Kemenag Provinsi Bali Anak Agung Gede Mulyawan. Menurut Menag, ponpes harus berbenah dan beradaptasi dengan perubahan sosial, ilmu Pengetahuan, dan peraturan yang ada. Karena itu, harus ada kesadaran untuk meningkatkan kemampuan adaptasi. Apalagi, lanjut Menag, kemampuan dan potensi yang dimiliki para santri sangat bagus dan tidak perlu diragukan lagi. "Berkaitan muadalah atau persamaan lulusan pondok pesantren dengan lulusan sekolah umum, kita berharap tahun 2013 selesai semua," katanya.

Menag tidak memungkiri ada tuntutan dan tambahan minat dari santri-santri senior yang memiliki potensi seperti, para guru atau mubalig yang ingin menjadi politisi, bupati, gubernur, tapi niat tersebut terkendala ijazah. "Padahal, itu urusan kertas. Dari sisi kemampuan tidak kalah, tidak sedikit guru dan mubalig yang jadi tokoh dimasyarakat," paparnya. Menag juga meminta agar ponpes terus meningkatkan dan menanamkan pentingnya kerukunan antar umat beragama kepada para santri. "Harus belajar rukun bagaimana menghormati agama dan suku lain. Akidah memang tidak bisa dicampur adukkan, tapi dalam kehidupan sosial kita tidak bisa milih-milih karena kita harus membaur. Ini tidak bisa dielakkan," tegasnya.

Terkait kurikulum baru 2013, Menag mengaku, belum bisa menerapkan kebijakan tersebut karena masih melakukan persiapan-persiapan, seperti pengadaan buku, training para guru agar bisa menerapkannya. Menag memprediksi, penerapan kurikulum baru tersebut bisa dilakukan pada tahun ajaran 2014 mendatang. "Karena persiapan kurikulum baru belum siap, maka pada 2013 belum menerapkan," ucapnya. Menag menjelaskan, kurikulum baru yang akan diterapkan lebih menekankan pada tematik integratif sehingga suatu materi bisa dijabarkan secara luas. "Kalau belajar wudhu bukan cuma belajar tata cara wudhu, air, sunahnya, rukun, dan doanya saja. Tapi juga memahami air itu adalah karunia dari Allah yang harus dipikirkan kalau tidak ada atau kering," terangnya.

Saat ini, kata dia, Kemendikbud masih melakukan uji coba kurikulum tersebut secara bertahap yakni, untuk tingkat SD/MI diterapkan pada kelas 1 dan kelas 4, kemudian SMP/MTs untuk kelas 7, dan SMK/SMA/MA pada kelas 10. "Pada 2014 kita terapkan semuanya. Dengan demikian, dalam dua tahun tuntas; seluruh madrasah negeri dan swasta bisa menerapkan itu," katanya. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali Anak Agung Gede Mulyawan mengatakan, kerukunan umat di Bali sangat kondusif, bahkan seperti tidak ada perbedaan dan saling membantu. "Jika umat Hindu mengadakan acara, kadang umat dari agama Islam ada yang jadi pecalang," ucapnya.

Untuk meningkatkan kualitas, pihaknya juga melakukan monitoring madrasah dan para guru, serta Kantor Urusan Agama (KUA) di Bali, termasuk ponpes yang jumlahnya mencapai 112 pondok. "Kami kunjungi semua Ponpes di Denpasar, Jembrana, dan Karangasem yang paling banyak terdapat pesantren," katanya. Terkait kerukunan, Kakanwil meminta agar para tokoh agama dan masyarakat menjaga. "Jangan ada perselisihan, tokoh agama dan masyarakat harus menjaga kerukunan. Kalau tokoh bersatu umat pasti bersatu," ujarnya. (sucipto)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua