Nasional

Petugas Transportasi Tantang Panas Mentari Demi Layani Jemaah Haji

Makkah (Kemenag) --- Namanya terminal Syib Amir. Terminal bus shalawat yang terletak di sisi timur Masjidil Haram ini berupa lapangan terbuka. Saat musim panas di Makkah, matahari demikian terik hingga rata-rata suhu siang hari mencapai 48 derajat celcius.

Pantang surut ke belakang, terik panas mentari selepas Zuhur bukan alasan Abdul Aziz, Asep, Ahmad Zaini, dan Saiful Rahman untuk melayani jemaah. Keempatnya adalah petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah bidang transportasi. Wilayah tugasnya adalah di Terminal Syib Amir yang memberikan layanan jemaah dalam jumlah terbesar.

“Bubaran jemaah Salat Zuhur paling menantang. Terlebih di saat menjelan puncak haji, ketika hampir seluruh jemaah Indonesia dan dunia sudah berada di Makkah. Suhu yang sudah sangat terik, terasa semakin panas seiring ribuan jemaah yang berkumpul untuk naik bus di terminal ini,” terang Abdul Aziz di Makkah saat ditemui di Terminal Syib Amir usai mengatur pergerakan jemaah pasca Zuhur berjamaah, Kamis (14/09) pekan lalu.

“Mungkin karena panas, kadang jemaah berebut ingin segera naik bus. Petugas harus waspada semua jemaah terlayani dan mengantisipasi potensi kecelakaan,” sambungnya.

Senada dengan Asep, Ahmad Zaini mengaku bertugas siang hari di Terminal Syib Amir memberi kesan tersendiri. “Kalau panas sudah pasti, karena kita memang bekerja di lapangan. Namun melihat semua jemaah terlayani menjadi kepuasan tersendiri,” tuturnya.

“Kami juga menyiapkan payung untuk sekedar memberi keteduhan jemaah yang membutuhkan saat mengantri bus, terutama jemaah lansia,” lanjutnya.

Ditanya soal tips apa hingga kuat bertahan di bawah terik mentari, Ahmad Zaini mengaku hanya bermodal komitmen terhadap tugas pelayanan dan cukup minum air putih. Berjaga dan mengatur alur pergerakan bus shalawat di Syib Amir sudah menjadi tugas tim transportasi sehingga itu harus dijalankan dengan baik. “Kebetulan di sini juga tidak kekurangan air, sehingga itu sangat membantu kami saat merasa haus dan kepanasan,” ujarnya.
Kini, jemaah haji Indonesia berangsur pulang. Sebagian juga sudah diberangkatkan menuju Madinah. Suasana di terminal Syib Amir sekarang jauh lebih sepi dari sebelumnya. Di siang hari, tidak lagi terlalu banyak jemaah haji Indonesia yang ditemui.

Bukannya senang, Saiful Rahman mengaku kangen dengan suasana saat dirinya bisa membantu jemaah, meski terpanggang di bawah terik matahari. Baginya, melayani jemaah haji menjadi kenikmatan tersendiri.
“Menjadi bagian petugas transportasi tentu akan menjadi kenangan yang sulit dilupakan. Pengalaman terpanggang panas matahari semoga menjadi saksi komitmen kami melayani jemaah haji,” harapnya.

Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi Subhan Cholid menjelaskan bahwa ada tiga terminal bus shalawat yang berlokasi di sekitar Masjidil Haram. Selain Syib Amir, ada juga terminal Bab Ali dan Terminal Jiyad.
Ada enam jurusan bus shalawat yang bermuara di Terminal Syib Amir, yaitu: Syisah (Bus 5), Syisah Raudhah (Bus 6), Syisyah 1 (Bus 7), Syisyah 2 (Bus 8), Raudhah (Bus 9), dan Jarwal (Bus 10). “Lebih dari 82ribu jemaah yang menggunakan rute bus shalawat ini pulang pergi dari hotel ke Masjidil Haram untuk beribadah,” terang Subhan, Senin (18/09).

Terminal Bab Ali, lanjut Subhan, melayani rute pulang pergi untuk tiga jurusan, yaitu: Aziziah Janubiyah (bus 1), Aziziah Syimaliyah 1 dan 2 (bus 2), serta Mahbas Jin. “Total 69.090 jemaah yang menggunakan rute ini,” tuturnya.

“Sedang terminal Jiyad hanya melayani satu rute pulang pergi dengan tujuan Misfalah dan 24.750 jemaah,” tutupnya.

Terima kasih untuk petugas transportasi haji!!!

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua