Nasional

Petugas Haji Harus Berupaya Agar Jamaah Mabrur

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan kemabruran haji menjadi hal utama dalam ibadah haji. Karena itu, petugas bimbingan ibadah haji harus berupaya agar jamaah haji mencapai haji mabrur, dengan memberikan pengetahuan manasik haji yang baik. Memang masalah mabrur atau tidak urusan Allah. Tapi kita punya kewajiban berupaya jamaah Indonesia bisa mabrur, mampu mengerjakan ibadah baik rukun, wajib dan sunnah, kata Menag dihadapan peserta Mukernas III Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah haji (FK-KBIH) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa (4/6).

Tampak hadir mantan Sekjen Kemenag selaku Pembina FK KBIH KH Mubarok, Ketua Umum FK KBIH Muchtar Ilyas, dan Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono. Menag mengungkapkan, kemampuan ilmu manasik haji jamaah Indonesia tidak seragam. Bahkan jamaah tidak semua punya kesempatan yang cukup untuk belajar manasik haji, sehingga ada yang hanya sedikit sekali pengetahuan tentang manasik haji. Sebenarnya dari tahun ke tahun proses belajar manasik kita tingkatkan. Namun jamaah yang tergabung dalam pesantren atau majelis taklim terkordinir dengan baik oleh KBIH, ujar Menag.

Kemenag punya pembimbing manasik. Tapi jamaah kalau dari sisi kedekatan lebih dekat dengan KBIH. Kalau tidak efektif jadi tumpang tindih, bisa jadi pembimbing haji dari Kemenag ditiadakan atau dikurangi, ini baru wacana, ujarnya lagi. Untuk itu akan dilakukan sebuah penelitian tentang efektifitas pembimbing haji dari Kemenag. Kalau tidak efektif, lebih baik memperbesar kuota bagi pembimbing dari KBIH. Ini wacana mudah-mudahan jadi kenyataan, kata SDA disambut tepukan meriah dari 600 peserta mukernas. Menag lebih lanjut mengatakan, pada tahun 2012 pembimbing haji KBIH diberi kuota sebanyak 100 orang yang diberikan pada tahun berjalan. Tahun 2013 sekurang-kurangnya 100, imbuhnya.

Namun demikian diharapkan agar KBIH melakukan konsolidasi, membuat aturan main sehingga bisa menentukan mana KBIH yang kredibel dan reputasinya bisa dilihat masyarakat. Dengan demikian kuota yang diberikan kepada KBIH jatuh kepada yang berhak, jangan sampai kepada KBIH abal-abal. Selain itu, para pembimbing ibadah haji, menurut Menag, agar mengikuti proses sertifikasi pembimbing haji. Sertifikasi pembimbing haji perlu jangan sampai antara pembimbing ilmunya beda-beda, sehingga membuat bingung jamaah atau banyak pertanyaan jamaah tidak bisa dijawab, ujarnya seraya menambahkan, sertifikasi itu agar pembimbing memiliki pengetahuan minimun, sampai mencapai keilmuan yang cukup. (ks)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua