Nasional

Parlemen Eropa Pelajari Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia

Jakarta (Pinmas) - Kementerian Agama RI bekerjasama dengan KBRI Brussel dan European Peoples Party (EPP) menyelenggarakan Seminar on Indonesia bertajuk Diversity and Multiculturalism: the Indonesian Story. Diskusi ini diselenggarakan di Parlemen Eropa pada tanggal 5 Juni 2013. Adapun EFP merupakan kelompok politik terbesar di Parlemen Eropa yang memiliki 269 anggota atau sepertiga dari seluruh anggota Parlemen Eropa. Diskusi ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Bahrul Hayat, anggota Parlemen Eropa, think-tank, akademisi, Komisi Eropa, serta European External Action Service/Kemlu UE.

Tampil sebagai pembicara: Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno; Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Atho Mudzhar; Akademisi/mantan Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana, Malang, Prof. Dr. F.X. Eko Armada Riyanto, dan Director of International Institute for Religious Freedom dari Universitas Bonn, Prof. Dr. Thomas Schirrmachher. Multikulturalisme dan kerukunan umat beragama di Indonesia saat ini dinilai penting oleh Uni Eropa, khususnya dalam rangka mencari bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengelola lebih dari 500 juta masyarakatnya yang semakin majemuk.

Penegasan ini disampaikan oleh Dr. Jan Olbriycht, anggota EPP, saat membuka diskusi sebagaimana dijelaskan dalam Siaran Pers KBRI Brussels. Dr. Werner Langen, anggota Parlemen Eropa yang juga Ketua Delegasi Asia Tenggara di Parlemen Eropa, dalam sambutannya menyampaikan arti penting kerjasama dengan Indonesia, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, khususnya di ranah HAM dan demokrasi. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Bahrul Hayat, Ph.D dalam sambutan pembukaannya menyampaikan berbagai capaian dan tantangan dalam mengelola masyarakat Indonesia yang majemuk, peran Kementerian Agama dan forum kerukunan umat beragama dalam mencegah konflik dan perpecahan, serta pentingnya upaya untuk menghadapi intoleransi. (pinmas)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua