Nasional

Nilai Agama, Ketahanan Kultural Paling Kokoh

Kendari (Pinmas) — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa, umat Islam dan bangsa Indonesia di era global ini dituntut memiliki ketahanan kultural dalam memilah dan memilih unsur-unsur budaya dari luar yang tidak bertentangan dengan pandangan hidup kita. Menurutnya, ketahanan lultural yang paling kokoh dalam menghadapi arus budaya global di era teknologi informasi yang sangat dinamis adalah ajaran dan nilai agama.

“Ketahanan kultural paling kokoh adalah yang bersumber dari pandangan hidup, aqidah, dan way of life, yaitu ajaran dan nilai-nilai agama,” demikian ditegaskan Menag saat membuka Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke-23 tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara dan Festival Budaya Islam, Kendari, Sabtu (07/03) malam.

Hadir dalam kesempatan ini Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara HM Saleh Lasata, Kepala Kanwil Kemenag Sultra Mohamad Ali Irfan, Direktur Penerangan Agama Islam Euis Sri Mulyani, dan Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bachtiar.

Menag berharap kegiatan STQ dan Festival Seni Qasidah ini menjadi stimulant dalam upaya meningkatkan kesadaran generasi muda muslim untuk mengamalkan kita suci Al Quran sebagai petunjuk dan rahmatan lil alamin. “STQ yang dilaksanakan secara bergiliran di daerah merupakan media silaturahim anak bangsa yang diharapkan memberikan resonansi sosial dalam rangka mendorong terbangunnya masyarakat yang saling menghargai, saling menolong, saling peduli dan memilili ahlak yang baik,” katanya.

Dikatakan Menag, seni budaya Islam harus tetap menjadi ikon budaya bangsa yang terpelihara dari masa ke masa dan jadikan seni sebagai alat media dakwah. Kepada umat Islam Sulaweai Tenggara, Menag berpesan agar menjaga harmoni sosial dan Kerukunan hidup sebagai fundamental persatuan dan kesatuan bangsa.

“Saya yakin, jika tatanan kemasyarakatan dan kebangsaan kondusif dapat dipelihara, dengan izin Allah kita akan mampu membangun hari esok yang lebih baik dan menyelamatkan negara Republik Indonesia dari segala ancaman bahaya perpecahan dan krisis yang begitu mudah melanda masyarakat,” tutup putera mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) ini. (ba/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua