Nasional

Mukernas WI Bahas 10 Isu Pemberdayaan SDM Kediklatan

Yogyakarta (Kemenag) --- Balitbang Diklat Kementerian Agama menggelar Musyawarah Kerja Nasional Widyaiswara (Mukernas WI) tahun 2019. Mukernas berlangsung di Yogyakarta, 29 April – 1 Mei 2019.

Mukernas WI diselenggarakan atas kerjasama Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Mukernas yang mengusung tema “Widyaiswara Profesional dan Moderat Era 4.0” ini diikuti 475 peserta. Mereka adalah WI Tenaga Administrasi, WI Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, pejabat struktural Tenaga Administrasi, pejabat struktural Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, dan unit kerja lain.

“Mukernas WI 2019 harus mampu lahirkan gagasan, inovasi, dan kesamaan pola pikir bagi widyaiswara sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan kualitas peserta diklat,” pesan Sekretaris Balitbang-Diklat Moh. Isom di Yogyakarta, Selasa (30/04).

Menurutnya, Mukernas harus dapat menambah wawasan WI dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan spesialisasi yang telah dipersyaratkan. Hal itu harus dapat dirumuskan dalam pola dasar kebijakan WI Balitbang Diklat.

Sehubungan itu, Moh. Isom meminta peserta Mukernas untuk memperhatikan 10 isu pemberdayaan SDM kediklatan bagi WI dan pegawai diklat. Pertama, talent management yang mencakup manajemen minat, bakat, potensi, dan kompetensi.

Kedua, Leader Succession Planning. “WI harus punya perencanaan dalam melahirkan pemimpin yang hebat dan sukses,” tuturnya.

Ketiga, people development yang difokuskan pada pengembangan dan pemberdayaan SDM. Keempat, employee engagment terkait manajemen sinergitas pegawai. Kelima, Millenial Issue (Gen Y/Gen Z). “WI harus peduli dan dapat mengantisipasi terhadap isu-isu angkatan kerja millenial,” pesannya.

Isu keenam terkait Diversity Management. WI harus memahami aspek manajemen keanekaragaman passion para SDM dan ASN. Ketujuh, Adaptive Organizational Design. WI dituntut dapat beradaptasi dengan bentuk dan struktur organisasi kediklatan yang ramping dan multifungsi.

“Kedelapan, Adaptive Corparate Culture. WI harus juga mampu beradaptasi terhadap kemajuan dan daya saing dunia usaha, serta budaya perusahaan,” jelasnya.

Kesembilan, Technological Tool for Human Resouces Management. Sebagai pendidik, WI juga harus memiliki skill dalam menggunakan tools dan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, baik bagi SDM dan ASN.

Terakhir, Industrial Relation Initiative. “WI harus memiliki inisiatif untuk menjalin relasi dengan dunia industri, terutama semangat menyambut industri era 4.0 bahkan 5.0,” tandasnya. (diad/diad)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua