Nasional

M.Nur Kholis: Selain Wish, Siswa Madrasah Harus Punya Will

Jakarta (Pinmas) --- Kementerian Agama kembali memberikan beasiswa kuliah di Jepang bagi siswa madrasah yang berprestasi. Kali ini, 6 lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Serpon dan MAN 3 Malang yang mengirimkan alumninya setelah berhasil melewati proses seleksi yang sangat ketat.

Direktur Pendidikan Madrasah, M. Nur Kholis Setiawan, berharap pengiriman 6 lulusan madrasah ke Jepang ini bisa menjadi virus positif untuk pencitraan mutu madrasah. “Anak-anak madrasah diharapkan tidak hanya mempunyai “wish” atau keinginan, tapi juga “will” atau keseriusan,” demikian pesan M. Nur Kholis pada acara Pre Departure Orientation bagi penerima Beasiswa Prestasi Jenjang Sarjana di Jakata, Rabu (03/09).

Keenam alumni MAN yang akan kuliah di Jepang adalah Rasyid Indra Pratama (MAN IC Serpong) diterima di Civil engineering Kyoto University; Taqwa Aditiya (MAN IC Serpong) diterima Program of Advanced Molecular Chemistry Course Tohoku University; Cendekia Abdi (MAN 3 Malang) diterima di Program of Fundamental and Applied Physics, School of Science Nagoya University; Qorry Ainaya (MAN IC Serpong) diterima di Applied Marine Biology Tohoku University; Uyun Charisa Aziza (MAN IC Serpong) diterima di College of Asia Pasific Studies Asia Pasific University; dan Layyin Nafisa (MAN 3 Malang) diterima di College of Asia Pasific Studies Asia Pasific University.

“Program beasiswa prestasi ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya “will” yang kuat di kalangan siswa-siswi madrasah untuk meraih cita-cita dan “will” yang dikehendaki,” tambahnya.

Guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga berharap kelak para lulusan madrasha yang kuliah di Jepang ini menjadi saintis yang tidak hanya kritis-kreatif, tetapi juga berkepribadian. “Ketika orang menjadi saintis, tidak hanya berfikir kritis-kreatif, juga harus diniati ibadah. Itu salah satu ciri pembeda saintis lulusan madrasah dengan saintis yang lain. Anak-anak madrasah diharapkan tidak hanya fokus pada nilai akademik, tapi juga kepribadian. Jangan sampai anak-anak penerima beasiswa di luar negeri justru luntur dengan budaya lain,” katanya.

“Hidup lama di luar negeri justru akan semakin menguatkan kepribadian pesantren,” tambahnya yang juga pernah hidup 10 tahun di Jerman.

Direktur Pendidikan Madrasah ini juga berpesan agar para siswa ini tidak minder sebagai seorang muslim untuk melakukan shalat, tidak minum wine, dan sebagainya. “Tunjukkan identitas madrasah dalam religiusitas. Karena kesalehan berbanding lurus pada prestasi. Islam tidak pernah mengajarkan kemalasan, tidak pernah mentolelir kemunduran,” katanya.

M. Nur Kholis berharap alumni madrasah ini tetap berprestasi di luar negeri serta dapat menjaga identitasnya sebagai orang Indonesia yang percaya diri. “Anda tidak akan kalah dengan orang Jepang, jika Anda serius,” tegasnya.

“Manfaatkan waktu empat tahun untuk memperkuat networking yang luas,” tambahnya. (hmm/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua