Nasional

Menag Tutup Musabaqah Hafalan Al Quran ASEAN-Pasifik

Jakarta (Pinmas) —- Gelaran Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits (MHQH), Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud, Tingkat ASEAN, Pasifik, dan Asia Tengah ke-VI resmi ditutup oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Kamis (26/03) malam.

Selain para peserta dari berbagai negara, penutupan musabaqah tahunan ini dihadiri Pangeran Khalid bin Sulton bin Abdul Aziz Alu Suud, Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Menteri Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Saudi Arabia, Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia, Syekh Mustafa Ibrahim al-Mubarak, Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia, Syekh Ibrahim Sulaiman al-Nughoimsy, serta para duta besar dan perwakilan negarasahabat, para ulama, dan pengasuh pondok pesantren.

Hadir pula beberapa pejabat eselon I Kemenag, antara lain: Dirjen Bimas Islam Machasin, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, dan Kepala Balitbang-Diklat Kemenag Abd. Rahman Mas’ud.

Atas nama pemerintah dan masyarakat Indonesia, Menag menyampaikan salam hormat (tahniah) dan terima kasih kepada keluarga Pangeran Sultan atas kepercayaannya kepada Indonesia untuk menjadi penyelenggara. Menurutnya, gelaran musabaqah ini sangat bermanfaat, sebagai pintu gerbang menuju kebangkitan Umat Islam dengan lebih mendalami esensi dan makna kandungan al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan petunjuk jalan yang lurus.

Menag melihat, Islam saat ini sedang dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan tersebut timbul karena faktor internal dan eksternal. Menag mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghadapi dan menyelesaikan tantangan tersebut secara rasional-konstruktif. “Karena, salah satu misi dakwah dan pendidikan Islam yang strategis adalah membina umat yang menghayati dan berperilaku mencerminkan kebenaran agamanya,” jelasnya.

Menag meyakini, bahwa prinsip persaudaraan dan saling menebar kasih sayang, merupakan salah satu sumbangan Islam dalam menciptakan peradaban, harmoni, perdamaian serta menyelamatkan kehidupan manusia dari kemiskinan material, spiritual, kesenjangan sosial, radikalisme, kekerasan dan peperangan. “Dalam al-Qur’an dan Hadits, terangkum keagungan dan keutamaan ajaran Islam yang otentik, dinamis, dan progresif. Satu hal, bahwa misi utama Nabi Muhammad Saw adalah menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin,” lanjutnya.

“Kita harus bersatu. Karena jika tidak, maka kerugian lah yang akan kita dapatkan,” tandasnya. (Gpenk/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua