Nasional

Menag: Sekolah Pendidikan Karakter itu Teladan

Yogyakarta (Kemenag) --- Diskursus pentingnya penguatan pendidikan karakter mengemuka dalam beberapa bulan terakhir. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa pendidikan karakter sebagai hal yang urgent dan itu tidak bisa dilepaskan dari pendidikan agama. Terlebih, Indonesia dikenal sebagai bangsa religius, dan karenanya keteladanan menjadi hal pokok.

"Pendidikan karakter itu tidak ada sekolahnya. Sekolah pendidikan karakter itu lewat teladan, dan teladannya ada dalam keluarga,” kata Menag dalam kesempatan “Media Gathering and Lunch Talk” di Rama Garden, Yogyakarta, Selasa (08/08).

Acara ini menjadi bagian dari Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tahun 2017 yang diselenggarakan Ditjen Pendidikan Islam. Ajang ini diikuti ribuan siswa madrasah utusan dari 34 provinsi dan satuan kerja (satker) Kementerian Agama.

Menurut Menag, esensi karakter dapat dibatasi pada nilai agama dan perilaku. Keduanya berorientasi pada sikap baik terhadap orang lain, bukan untuk dirinya sendiri.

“Ukuran keberhasilan pendidikan ini adalah mengutamakan orang lain, baik itu terkait kepentingan ataupun perasaan orang lain. Kalau semua orang mementingkan dirinya sendiri, maka masyarakat akan rusak,” tuturnya.

Karena mengedepankan keteladanan, lanjut Menag, maka pendidikan karakter tidak melulu tanggung jawab lembaga pendidikan. Lebih dari itu, pendidikan karakter harus diawali dari keteladanan di tingkat keluarga. Misalnya karakter hidup bersih, harus diajarkan sejak dari balita untuk membuang sampah pada tempatnya.

Tampak hadir Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki, Trisna Willy Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Kanwil Agama se-Indonesia beserta istri. Dialog ini berlangsung aktif dalam suasana hangat.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua