Nasional

Menag Sambut Baik Rencana Konferensi Internasional Umat Buddha di Jogjakarta

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik rencana Konferensi Internasional Umat Buddha di Jogjakarta ke-IVX tanggal 23-30 Juni 2015 mendatang.

“Atas nama Pemerintah, saya menyambut baik dan mendukung kesuksesan konferensi ini. Pertemuan internasional ini, tidak saja positif bagi Umat buddhis, tapi bisa digunakan sebagai ajang untuk menjelaskan Indonesia kita,” ujar Menag ketika menerima kunjungan Majelis Budhayana Indonesia (MBI), di Ruang Kerja Menag, Gedung Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta, Rabu (11/3).

Ikut mendampingi Dirjen Bimas Budha Dasikin dan Sesmen Khoirul Huda. Hadir dari unsur MBI, Ketum Sagin, Mahathera Nyana Suryanadi, Ketua Sagin Biksuni, Mahatheri Nyana Pundanika, Ketua Dewan Pengawas MBI, Sudhamek AWS, Ketua Umum DPP MBI, Piandi, Waketum DPP MBI, Hans Rachman Kasori, Waketum DPP MBI, Santo Santossa, Waketum DPP MBI, Sugianto Sulaiman, Wasekjen MBI, Henry Gunawan Chandra, Ketua lembaga Ortala, Wetik Suryadi, Ketua LBH, Anton, Ketum PP WBI, Lucy Salim, Ketua PP WBI, Padma Devi, Sekjen Sekber Pemuda Budhayana, Ivana Miharja Kusumah dan Irianto Widjaja (SIDDI).

“Setiap dua tahun, komunitas kami, Umat Budha, menyelenggarakan Konferensi Internasional. Untuk tahun ini, tepatnya pada Konferensi Internasional ke-IVX, kami dipercaya untuk menjadi tuan rumah konferensi yang akan dihadari oleh 40 negara tersebut. Dunia melihat, Indonesia mempunyai banyak peninggalan Budha, dan Kami, panitia, sepakat memilih Kota Yogyakarta, karena DIY mempunyai banyak sekali peninggalan Buddha,” terang Mahathera Nyana Suryanadi, mewakili rombongan.

Menag dalam penjelasannya mengatakan bahwa Indonesia pada sisi tertentu adalah negara yang menarik. Kita ini seperti India, meski mayoritas Hindu, namun Taj Mahal, yang notabene peninggalan Islam menjadi ikon nasional India. Begitu pula negara kita; meski mayoritas beragama Islam, tapi banyak dikenal karena candi Borobudurnya, yang notabene adalah peninggalan Budha.

"Di mana, hal seperti ini tidak kita dapatkan di Timur Tengah. Jangankan peninggalan agama lain, peninggalan Islam saja, banyak yang hilang dan dihancurkan,” ujar Menag.

Menag juga menyampaikan, kalau sudah saatnya Indonesia untuk lebih dikenal dunia dari berbagai sisi.

“Kita bisa menunjukkan tentang kehidupan keagamaan dinegara kita. Meski mayoritas Islam, namun Pemerintah serius untuk berupaya berbuat adil dalam dalam memberikan pelayanan kepada seluruh pemeluk agama,” imbuh Menag sembari menerangkan RUU PUB.

“Semoga, saya bisa hadir di konferensi yang luar biasa ini,” harap Menag.

Sementara itu, panitia Konferensi menyatakan, bahwa saat ini lebih dari 300 Budhis dari luar negeri telah mendaftarkan diri.

"Acara ini bertepatan dengan Bulan Puasa Pak Menteri. Jika nanti Pak Menteri hadir, kami, panitia merencanakan melakukan pembukaan sore hari, lalu dinner dibarengkan dengan buka bersama dengan Bapak," ujar salah satu panitia.

"Tujuannya adalah menunjukkan, ini lho salah satu keunikan Indonesia yang ramah, indah dan damai. meski Menteri Agama-nya Islam, namun buka bersama di acara Buddha. Walau kita Buddha, Menag bukan Buddha, di saat ramadhan, kita bisa bersama,” imbuh Panitia.

Dalam kesempatan tersebut, khususnya terkait RUU PUB, pihak MBI memberikan sejumlah masukan untuk bisa dijadikan pengayaan bagi naskah RUU PUB yang masih tahap penyusunan, yang diterima Menag dengan tangan terbuka. (g-penk/dm/dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua