Nasional

Menag: Radikalisme Kini Telah Bersinggungan Dengan Pelajar

Jakarta (Pinmas) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengakui bahwa budaya global dan paham-paham radikalisme kini telah bersinggungan dengan pelajar dan karena itu perlu mendapat perhatian serius semua pihak, khususnya yang memiliki tanggung jawab dalam bidang pendidikan.

“Para remaja atau pelajar saat ini mudah berinteraksi dengan dunia luar seiring makin pesatnya teknologi komunikasi,” kata Menag ketika membuka Perkemahan Rohis Tingkat Nasional I 2014 yang digelar Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama di di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur, Rabu (12/11).

Menag mengatakan, kewajiban semua pihak untuk membentengi para remaja tersebut dengan sikap moderat. Kedepankan norma-norma agama maupun sosial yang saat ini menjadi tuntunan Kurikulum 2013, yaitu sikap sosial dan spiritual.

Rohis (rohani Islam) salah satunya dengan menggencarkan upaya internalisasi nilai-nilai Islam rahmatan lil A’alami melalui kegiatan Rohis (Rahani Islam) di Sekolah. Kegiatan ini melibatkan 2.000 siswa tingkat SMA dan SMK seluruh Indonesia.

Pada acara pembukaan yang berlangsung hingga 15 Nopember 2014 itu nampak hadir Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Kepala Litbang Kemenag Abdurrahman Mas’ud, Direktur Pendidikan Islam Kemenag Amin Haidari, dan para Kakanwil Kemenag seluruh Indonesia. Acara pembukaan berlangsung meriah, sejumlah artis hadir seperti penyanyi religius Opick.

Menag menegaskan, suatu bangsa akan mencapai kemajuan dan kemakmuran apabila ampu melahairkan generasi cerdas, kreatif dan berakhlak mulia. Aset terbesar untuk untuk kejayaan dan kemakmuran bangsa tergantung kepada ketersediaan sumber daya manusia berkualitas.

Untuk itu Menag mengajak para guru untuk bisa memberi warna keunggulan kepada para pelajar. Beri pemahaman kepada mereka nilai Islam yang benar dan rahmatan lil alamin, agar menjadi generasi muslim, generasi qurani yang tangguh, cerdas, kompetitif, jujur, santun dan berakhlak mulia. Menag juga minta para pelajar untuk memahami Islam secara benar.

“Islam adalah ajaran yang menebar kedamaian kepada alam semesta. Ajaran salam mengajak diri sendiri dan sesama untuk membawa keselamatan di muka bumi,” ujar Menag

Perbedaan harus dihormati. Perbedaan hadir karena semua insan untuk saling melengkapi, mengisi dan menyempurnakan. Bukan untuk memecah belah. Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Semua itu dimaksudkan agar manusia bisa bersikap bijaksana.

“Jika Allah mau,tentu bisa saja diciptakan manusia sama. Tapi, Ia berkehendak lain. Manusia hadir di muka bumi dengan kemajemukannya,” tutur Menag.

“Adanya perbedaan merupakan ujian bagi manusia untuk berlomba-lomba mencapai kebaikan. Karena itu jadilah muslim Indonesia yang sejati. Islam yang menghormati perbedaan dan membawa keselamatan bagi alam semesta alam,” kata Menag. (ess/dm/dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua