Nasional

Menag Prihatin Gejala Radikalisasi Pemikiran Islam

Karawang (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, cukup prihatin melihat gejala terjadinya radikalisasi pemikiran Islam dan degradasi akhlaq di tengah masyarakat. Hal itu diungkapkan Menag ketika menyampaikan sambutan pada peresmian Masjid An-Nihayah Al-Abror sekaligus peletakan batu pertema pembangunan Gedung Pertemuan Ponpes An-Nihayah, di Kerawang, Sabtu (7/7).

Menurut Menag, ada yang mengaku muslim, akan tetapi justru mereka menebarkan ajaran islam yang garang dan radikal. Kita juga sedih melihat sebagian umat islam menjadi anarkis dan mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan kekerasan atas nama agama, ujar Suryadharma. Saya meyakini, kata Menag, fenomena tersebut bertentangan dengan prinsip Islam Ahlussunah Wal Jamaah yang mengusung prinsip tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), dan tawasun (keseimbangan). Tidak ada ajaran agama apapun yang dapat membenarkan segala bentuk kekerasan atas nama apapun. Islam sangat mengutuk kekerasan. Islam menjunjung tinggi perdamaian dan kerukunan. Itulh hakikat misi Islam rahmatan lil alamin, jelas Menag.

Menag menambahkan, dalam konteks inilah, saya melihat fungsi masjid tidak hanya sebagai pusat ritual ibadah sholat, melainkan juga sebagai pusat kebaikan dan kebajikan, pusat dakwah Islam rahmatan lil alamin, pusat kajian keislaman, benteng pertahanan akhlaq, pusat pemberdayaan ekonomi umat dan bahkan masjid sebagai pusat kerukunan umat beragama. Hal ini sebagaimana pernah terjadi pada masa keemasan peradapan islam (the golden age of Islamic civilization) beberapa abad yang lalu. Menag mengajak para Alim ulama, kyai, ustadz, pemimpin majelis taklim dan pondok pesantren, dan kaum muslimin untuk mendukung dan menyukseskan program Gemmar Mengaji yang telah dicanangkan beberapa waktu lalu.

Menag berharap melalui masjid dapat mengaji dan mengkaji Al Qur'an dan nilai-nilai keislaman secara benar dan kaffah.Melalui masjid pula kita dapat meluruskan dan memurnikan aqidah yang sesat dan menyimpang. Melalui masjid kita dapat membentuk moral yang baik kepada para generasi muda kita. Melalui program ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh) yang berbasis di masjid, Menag memandang terdapat potensi besar sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat, Melalui masjid kita dapat membantu sesama, melalui masjid kita dapat membantu para dhuafa. Melalui pengelolaan ZIS secara profesional, saya berharap potensi masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat akan menjadi kenyataan.

Menag yakin sepenuhnya Islam sangat menjunjung tinggi kerukunan, perdamaian, persatuan dan keharmonisan. Karena itu, masjid dapat dijadikan sebagai sarana mewujudkan tata kehidupan umat beragama yang rukun dan damai. Saya mengajak kepada para dai, imam,khotib, penceramah untuk senantiasa menggunakan masjid sebagai tempat menyebarkan dan menyemai nilai-nilai islam yang damai dan anti kekerasan, ucapnya. (boy)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua