Nasional

Menag: Prestasi Pendidikan Belum Menggembirakan

Jakarta(Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan bahwa prestasi pendidikan dari lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok pesantren masih belum menggembirakan sehingga bisa dimengerti jika ada pihak lain menilai kualitasnya masih dipandang sebelah mata. "Saya ingin curhat (curahan hati, red) kepada Dirjen Pendidikan Islam dan jajaran Kemenag, jika bicara pendidikan masih belum menggembirakan," kata Menag Suryadharma Ali ketika memberikan sambutan pada rapat koordinasi kebijakan pengawasan Inspektorat Jendral Kementerian Agama di Jakarta, Senin malam (3/12).

Hadir pada acara itu Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, para pejabat eselon I, II dari berbagai daerah dan para pembantu rektor dan kepala madrasah dari berbagai daerah. Rapat itu sendiri menurut Irjen Kemenag M. Jasin mengangkat agenda pokok penyusunan indikator kinerja pengawasan program pendidikan Islam di lingkungan Kemenag. Secara umum merupakan bentuk atau sikap antikorupsi Kemenag. Program Kemenag di bidang haji mengalami kemajuan. Jika bicara tentang kerukunan, mulai dari agama Kristen, Protestan, Hindu dan Buddha serta Islam, menurut Menag, bila ada persoalan tentang upaya harmonisasi kehidupan agama cepat diselesaikan dengan baik. Mendapat respon cepat sehingga tak terjadi konflik horizontal. Tetapi jika bicara soal pendidikan di lingkungan kementerian itu, ia mengaku prihatin.

Prestasi pendidikan masih belum menggembirakan. Seolah lembaga pendidikan tak punya program pendidikan lintasagama. Hal ini harus menjadi perhatian bersama. Karena itu, pada rapat koordinasi tersebut ia minta pengawasan berbasis kinerja harus menjadi komitmen bersama. Jika jajaran Kemenag memahami kelemahan yang ada pada lembaga pendidikan, tentu kekurangan itu harus segera diselesaikan, misalnya ruang kelas yang rusak, perpustakaan yang kekurangan buku. Pengadaan peralatan laboratorium, komputer dan kebutuhan lainnya untuk madrasah hendaknya berorientasi pada kebutuhan. Bukan mengada dan diada-adakan.

Kebutuhan peralatan sekolah jangan diciptakan pusat atau daerah, tapi berdasarkan kebutuhan nyata untuk menunjang kemajuan dan peningkatan kualitas anak didik. Menag masih melihat program yang ada sekarang tak mengenai sasaran. Komputer dikirim, tapi madrasahnya masih belum punya aliran listrik. "Maka, peralatan numpuk dan tak digunakan, ditutupi debu. Akhirnya, tak terpakai," katanya mengingatkan. Karena itu ia minta Dirjen Pendidikan Islam agar memperhatikan persoalan ini. Anggaran yang ada jangan asal terserap.

Tapi betul-betul mengenai sasaran dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Jika anggaran dikelola dengan baik, tentu tak akan ada yang sia-sia. Terkait dengan pemberian bea siswa, Menag Suryadharma Ali berharap bisa mengatasi persoalan keuangan yang dihadapi siswa. Sebab, banyak siswa tak mampu namun karena keterbatasan ekonomi orangtua akhirnya tak bisa sekolah. Untuk itulah bea siswa ke depan diharapkan bisa mengurangi angka siswa yang putus sekolah atau "drop out". Hanya dengan pendidikan bangsa Indonesia bisa mengubah ke arah lebih baik. Dan, agama pun menjadi elemen penting dalam kehidupan bernegara. (ess)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua