Nasional

Menag: Perkuat Ketahanan Keagamaan

Jakarta (Pinmas) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Hindu memperkuat ketahanan rohaniah dan penghayatan keagamaan, karena jika rapuh dan dangkal akan mudah terombang ambing dalam arus materialisme.

“Setiap orang dan kelompok masyarakat dewasa ini perlu memperkuat ketahanan rohaniah dan meningkatkan penghayatan keagamaan,” kata Menag pada pengarahannya saat pembukaan lomba Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional XII, Jakarta, Sabtu (12/07) malam.

Menurutnya, kemiskinan rohani dan kemiskinan nilai-nilai hidup merupakan ancaman dalam kehidupan modern yang harus diantisipasi. Dan salah satu tugas para agamawan di setiap zaman adalah mengawal harkat manusia yang memiliki nilai kesucian dalam hidupnya. Dengan kata lain, harus membangun masyarakat untuk menjadi insan berkepribadian dan relegius.

Pada acara itu hadir Sang Nyoman Suwisma, Ketua Pelaksana Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (KSAU) Ida Bagus Putu Dunia, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Hindu Kementerian Agama Ida Bagus Gde Yudha Triguna, Sekjen Nur Syam, para kakanwil Kemenag dari seluruh Indonesia.

Kegiatan ini diikuti sekitar 2700 dari seluruh Indonesia, termasuk ofisial dan dewan juri. Lomba membaca seni Kitab Suci Wedha yang rutin digelar tiap tiga tahun kali ini berlangsung di Jakarta, 11- 15 Juli 2014. Kegiatan ini diharapkan memancarkan pengaruh positif untuk peningkatan kualitas kehidupan beragama, khususnya umat Hindu di Tanah Air.

Dirjen Bimas Hindu Yudha Triguna menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan Kitab Suci Wedha. “Kegiatan ini sudah berlangsung 36 tahun, formatnya seperti MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran),” ujarnya.

Pada kegiaan ini beberapa jenis lomba/utsawa yang akan dilaksanakan, antara lain utsawa pembacaan Mantra Sloka yang berasal dari Kitab Suci Wedha yang dibahasakan dalam bahasa Sanskerta, Utsawa pembacaan Palawakya yang bersumber dari bahasa jawa kuno, Utsawa Dharma Wacana yaitu khotbah dalam bahasa Indonesia, Utsawa Dharma berbahasa inggris, Utsawa Dharma Widya yakni lomba cerdas cermat keagamaan Hindu, Utsawa Kidung Daerah, dan Utsawa menghafal Mantra Sloka terbanyak.

Tak Dapat Dipisah

Menurut Menag, kehidupan beragama tidak bisa dipisahkan dari pemahaman dan penghayatan umat terhadap kitab suci agama yang diyakininya. Karena itu kualitas pemahaman dan penghayatan umat Hindu terhadap kitab Wedha adalah bagian penting bagi peningkatan kualitas kehidupan beragama pada umat Hindu, yang perlu terus dibina dan dikembangkan, seiring dengan tantangan kehidupan di masyarakat.

Dalam konteks ini, Menag Lukman Hakim memandang relevansi pelaksanaan Utsawa Dharma Gita bagi umat Hindu. Karena itu ia berharap kepada seluruh peserta agar memanfaatkan mementum Utsawa Dharma Gita sebagai ajang untuk menggelorakan komitmen umat Hindu guna senantiasa guna menjadikan nilai-nilai agama (Veda) sebagai soko guru dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan bahagia lahir dan batin.

Pelaksanaan Utsawa Dharma Gita, lanjut dia, diharapkan dapat menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Wedha kepada umatnya, terutama generasi muda. Dalam tradisi Hindu, peran seni nyanyian keagamaan tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Melalui seni keagamaan, kepribadian manusia yang halus dan santun diharapkan senantiasa dipelihara.

“Manusia bukan mesin atau robot, namun hidupnya penuh dengan fenomena. Manusia sangat menuntut seni dan tradisi yang baik untuk beradaptasi dan bertahan dalam perubahan,” katanya. (ess/ant/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua