Nasional

Menag: Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur'an Harus Didorong

Jakarta (Pinmas) --- Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur'an merupakan tuntutan dan tanggung jawab bersama. Karena itu harus didorong melalui pendidikan agama dan keagamaan. Pendidikan Al-Qur'an harus didorong karena sesuai pesan Nabi Muhammmad SAW, sebaik-baik umatku adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur'an," kata Menteri Agama Suryadharma Ali pada acara penyerahan santunan kepada seribu anak yatim, launching program Training of Training (ToT) Seribu Instruktur Qira'atil Qur'an, dan peresmian pesantren kilat remaja Harapan Bangsa Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/07).

Momentum acara pemberian bantuan sosial kepada anak yatim ini, menurut Menag memiliki arti strategis dalam mewujudkan idealisme "Indonesia Rumah Anak". Hal ini juga sejalan dengan misi peringatan Hari Anak Nasional yang baru diperingati, kata Menteri Agama. Kita berharap semua anak bangsa tanpa adanya diskriminasi, dalam bentuk apa pun, dapat berkembang menjadi generasi emas bangsa yang beriman, jujur, cerdas, sehat, berakhlak mulia, dan berprestasi. Amin," harap Menag.

Terkait dengan launching ToT seribu instruktur Qira'atil Qur'an dan peresmian pesantren remaja, Menag menyambut baik dan berharap program tersebut dapat dijadikan sarana untuk pembangunan karakter bangsa yang unggul, yang bersumber dari nilai dan pesan Al-Qur'an. Menag berpendapat, salah satu sebab merosotnya moral dan karakter bangsa adalah karena generasi muda, termasuk anak-anak dan remaja mulai enggan mengaji dan mengkaji Al-Qur'an di masjid, mushalla, dan surau. Akibatnya, Al-Qur'an tidak lagi dibaca, apalagi dikaji nilai-nilai dan ajarannya yang mengandung nilai-nilai kedamaian dan antikekerasan.

Al-Qur'an cenderung tidak lagi dibuat pegangan dan petunjuk hidup, akan tetapi hanya menjadi pajangan atau penghias rumah dan masjid. Masjid, mushalla, dan surau mulai kelihatan sepi dari teriakan anak-anak dan remaja mengaji, katanya. Terhadap fenomena yang mengkhawatirkan tersebut, Menag menjelaskan, beberapa waktu lalu pihak Kementerian Agama gencar mencanangkan program Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji).

Gerakan tersebut merupakan salah satu wujud respon positif pemerintah terhadap kegelisahan sebagian besar masyarakat muslim atas kelesuan tradisi mengaji Al-Qur'an setelah shalat magrib. Karena itu, Menag menyatakan memberi apresiasi dan mendukung sepenuhnya peresmian dan peluncuran program yang sangat strategis dalam konteks pembangunan karakter bangsa yang unggul, yaitu ToT Instruktur Qira'atul Qur'an dan juga pesantren kilat remaja. Usai acara pemberian bingkisan secara simbolik kepada anak yatim, Menag Suryadharma Ali menyempatkan diri berfoto dengan anak-anak yatim di masjid tersebut. Pada acara tersebut nampak hadir Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Dr. KH Ali Musthafa dan sejumlah pengurus tersebut. (ess)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua