Nasional

Menag: Pembayaran Kompensasi Pondokan Madinah Masih Berlangsung

Jakarta (Pinmas) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, pembayaran kompensasi pemondokan untuk 17.224 orang jamaah haji yang tinggal jauh dari wilayah Markaziyah, Madinah, hingga kini masih terus berlangsung.

“Proses pembayaran kepada jamaah tersebut masih terus berlangsung di pemondokan,” kata Lukman Hakim kepada pers di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Jumat (10/10), setibanya dari tugas sebagai Amirul Hajj.

Menteri dengan didampingi sejumlah pejabat Kemenag di ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta menyatakan, dari seluruh rangkaian penyelenggaraan ibadah haji berlangsung baik. Hanya saja penempatan jamaah haji di Madinah, tercatat 41 kelompok terbang (Kloter) atau 17.224 orang menempati pondokan yang jauh dari wilayah Markazyah.

Akibat dari itu, jamaah haji Indonesia tinggal jauh dari pondokan dan merasa tidak nyaman karena untuk melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi jaraknya jauh. Hal itu disebabkan majmuah atau pihak konsorsium tidak mengindahkan kesepakatan awal, atau ingkar janji dari kontrak yang sudah ditandatangani.

Sebagai dampak dari itu, kata Menag, pihaknya minta pihak konsorsium pemondokan di Madinah untuk mengganti kerugian yang dialami jamaah haji Indonesia. Setiap orang, lanjut dia, sebagai bentuk pertanggungjawaban menempatkan jamaah di wilayah yang tidak semestinya itu, majmuah harus mengganti sebesar 300 real per orang.

“Proses pergantian masih terus berlangsung,” kata Lukman lagi.

Menag yang berada di Tanah Suci selama 14 hari pada musim haji 1435H/2014M, mengaku bahwa penempatan jamaah haji di Mekkah jauh lebih baik. Karena itu, untuk penempatan jamaah haji di Madinah akan dievaluasi dan menyontoh seperti di Mekkah. Kontrak pondokan di Mekkah dilakukan secara langsung kepada pemilik hotel. Sedangkan di Madinah, sekarang ini dilakukan melalui konsorsium atau mazmuah.

Menag juga menjelaskan tentang banyaknya jamaah haji yang meninggal, yang sampai saat ini menurut data Siskohat sudah mencapai 157 orang. Untuk ke depan, harus dievaluasi dari sisi istitoah, dari segi kemampuan bukan semata dari aspek kemampuan finansial dan lainnya. Ini penting, jangan sampai dari tahun ke tahun jumlah jamaah wafat terus meningkat.

Menag juga mengabarkan bahwa menjelang kembali ke Tanah Air sempat membahas kuota haji Indonesia dengan Menteri Haji Saudi. Dalam kesempatan itu, Menag menyampaikan bahwa daftar antrean haji Indonesia makin panjang, dan perlu dicarikan solusinya.

Kepada Menteri Haji Saudi, Menag mengku meminta tambahan kuota haji, misalnya yang bersumber dari sisa kuota negara lain yang tidak terserap. Namun, Menag mengaku berlum tahu angka pasti jumlah kuota Negara lain yang tidak terserap itu. Selain masalah kuota, Menag juga menyampaikan masalah perlunya perbaikan fasilitas di Arafah, seperti AC, toilet. Juga di Mina minta dibangun toilet bertingkat. “Wilayah Mina dari dulu tetap tak bertambah, karena itu perlu dibangun toilet bertingkat,” kata Menag. (ess/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua