Nasional

Menag: Pahami dan Amalkan Alquran

Banjarmasin (Pinmas)-- Alquran mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan. Dengan syarat, kitab suci umat Islam ini tak hanya dibaca, tetapi juga dipahami dan diamalkan isinya secara maksimal. "Tak cukup sebagai barang pustaka dan dielu-elukan," ujar Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali saat membuka Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke XXI di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (5/6) malam. Pengaruh kuat Alquran dalam kehidupan, menurut Menag, karena kitab suci ini merupakan sumber nilai, kearifan, dan pedoman hidup yang tak tergantikan. "Alquran harus jadi teman setia." Sedangkan STQ, kata dia, merupakan momentum untuk memperkuat aktualisasi Alquran sebagai pedoman hidup. STQ tak hanya ditujukan untuk mencari bibit unggul dan berprestasi dalam Musabaqah Tilawatil Quran Nasional atau ajang kompetisi Alquran internasional. Menag menyadari, bukan hal mudah meningkatkan kualitas STQ sebagai media pemberdayaan para qari. Upaya itu memerlukan pengaderan dan pembinaan. Kedua hal itu mesti dilakukan berkesinambungan dan tidak sporadis hanya untuk kepentingan kompetisi. Pada kesempatan itu, Menag juga menyoroti pentingnya pendidikan berbasis Alquran. "Terutama di keluarga." Pembinaan dan pendidikan berbasis Alquran itu mesti dilakukan secara intensif sehingga dapat mendekatkan pemuda dan masyarakat secara umum dengan Alquran. Terlebih, Menag melihat tantangan yang dihadapi umat semakin berat. Generasi muda kian dimanjakan oleh teknologi informasi. Kondisi ini memunculkan kecenderungan materialis dan hedonis. Pada kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nazaruddin Umar, mengatakan kegiatan MTQ atau tahfidz Alquran telah membudaya di Tanah Air. Kondisi ini menjadi angin segar bagi umat agar mendalaminya. Dalam hal ini, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) berkomitmen agar masyarakat memahami Alquran dengan baik dan mengamalkannya. "Kita akan tekankan itu," ujarnya. Nazaruddin yang juga ketua umum LPTQ tingkat nasional mengatakan, ajang dua tahunan ini bertujuan memilih para qari dan mufasir sebagai wakil Indonesia di kompetisi serupa tingkat internasional. Dijelaskan, STQ yang berlangsung pada 4-11 Juni 2011 ini memperlombakan tiga cabang utama, yakni tilawah, hifdzul Alquran, dan tafsir. Tahun ini, STQ mengakomodasi dua cabang baru, yaitu rebana dan puitisasi Alquran. STQ kali ini diikuti 720 peserta dari 33 provinsi. Nazaruddin berharap STQ dapat dijadikan momentum untuk mendekatkan umat kepada Alquran. Diharapkan pula, STQ dapat menjadi syiar umat dan media silaturahim antarpengkaji Alquran. (rep/nashih)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua