Nasional

Bandung (Pinmas) - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta para penyuluh agama Islam untuk bisa menjadi penjaga kemurnian dan kemuliaan agama. Selain itu, para penyuluh juga diminta cermat menyerap setiap fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Menurut Menag, banyaknya aliran agama yang menyimpang saat ini, harus cepat diatasi agar tidak memicu kesalahpahaman atau tindakan kekerasan horisontal. "Penyuluh harus menjadi telinga, mata dan hati Kementerian Agama. Segera laporkan keganjilan-keganjilan itu ke kantor kemenag," ujar Menag saat silaturahim dan pembinaan terhadap 2.419 Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Gedung Pusat Dakwah Islam Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/6).
Hadir dalam kesempatan itu, antara lain: Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag Mukhtar Ali, Direktur PD Pontren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Ace Saefudin, dan Kakanwil Kemenag Jabar, Saerozi. Menag menegaskan bahwa peran penyuluh agama sangat potensial dan strategis dalam merespons dan meredakan setiap dinamika yang terjadi di masyarakat. Posisi penyuluh yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, tambah Menag, sangat efektif menyelesaikan persoalan dengan cepat.
Menag menilai, penyimpangan-penyimpangan ajaran agama banyak muncul di Jawa Barat. "Penyuluh jangan sampai kecolongan," tegasnya. Penyuluh agama juga diharapkan bisa lebih efektif dalam membantu pemerintah memberantas radikalisme dan terorisme. Bagi Menag, perkembangan terorisme saat ini juga semakin memprihatinkan, seperti terakhir kasus bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah. Lebih dari itu, penyuluh agama Islam juga harus bisa bertugas sebagai pendeteksi dini informasi kondisi riil pendidikan di lapangan. "Jika ada sekolah yang rusak dan butuh dukungan segera laporkan," katanya. Selain memberikan pembinaan, Menag juga secara simbolis menyerahkan Surat Keputusan (SK) kepada 26 perwakilan PAH se-Jawa Barat. (hakim)

Versi Audio

Menag Minta Penyuluh Jadi Penjaga Agama

Kamis, 6 Juni 2013 · 04:00 WIB

Bandung (Pinmas) - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta para penyuluh agama Islam untuk bisa menjadi penjaga kemurnian dan kemuliaan agama. Selain itu, para penyuluh juga diminta cermat menyerap setiap fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Menurut Menag, banyaknya aliran agama yang menyimpang saat ini, harus cepat diatasi agar tidak memicu kesalahpahaman atau tindakan kekerasan horisontal. "Penyuluh harus menjadi telinga, mata dan hati Kementerian Agama. Segera laporkan keganjilan-keganjilan itu ke kantor kemenag," ujar Menag saat silaturahim dan pembinaan terhadap 2.419 Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Gedung Pusat Dakwah Islam Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/6).

Hadir dalam kesempatan itu, antara lain: Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag Mukhtar Ali, Direktur PD Pontren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Ace Saefudin, dan Kakanwil Kemenag Jabar, Saerozi. Menag menegaskan bahwa peran penyuluh agama sangat potensial dan strategis dalam merespons dan meredakan setiap dinamika yang terjadi di masyarakat. Posisi penyuluh yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, tambah Menag, sangat efektif menyelesaikan persoalan dengan cepat.

Menag menilai, penyimpangan-penyimpangan ajaran agama banyak muncul di Jawa Barat. "Penyuluh jangan sampai kecolongan," tegasnya. Penyuluh agama juga diharapkan bisa lebih efektif dalam membantu pemerintah memberantas radikalisme dan terorisme. Bagi Menag, perkembangan terorisme saat ini juga semakin memprihatinkan, seperti terakhir kasus bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah. Lebih dari itu, penyuluh agama Islam juga harus bisa bertugas sebagai pendeteksi dini informasi kondisi riil pendidikan di lapangan. "Jika ada sekolah yang rusak dan butuh dukungan segera laporkan," katanya. Selain memberikan pembinaan, Menag juga secara simbolis menyerahkan Surat Keputusan (SK) kepada 26 perwakilan PAH se-Jawa Barat. (hakim)