Nasional

Menag: Memberdayakan Kaum Dhuafa Misi Profetis Sepanjang Masa

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama H Suryadharma Ali mengatakan, memberdayakan kaum dhuafa merupakan misi profetis yang berlaku sepanjang masa. "Perlindungan yang kita berikan kepada kaum dhuafa dapat mengangkat kita ke arah kualitas takwa," papar Menag pada acara santunan dan silaturahim kepada 1.000 anak yatim di Masjid Istiqlal ba'da Jumat (10/8).

Hadir dalam kesempatan itu Wakil Menteri Agama H Nasaruddin Umar, Dirjen Bimas Islam Kemenag H Abdul Djamil, Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional Didin Hafiduddin, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal H Mubarok, pejabat Kemenag, Perwakilan dari negara Iran dan Afghanistan serta sejumlah undangan lainnya. Pada acara tersebut juga turut misi qari dari Iran. Menag mengatakan, manakala kita mempelajari secara seksama rekam jejak sejarah perjuangan para nabi dan rasul, dari Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW, mereka sesungguhnya mengamban misi mulia ini. Yakni melindungi kaum dhuafa. Pada surat al-Ashr, kata Menag, kita diperintahkan untuk saling mengingatkan kepada kebenaran dan kesabaran, maka pada kesempatan yang penuh berkah ini kita harus melakukan pemihakan kepada kaum dhuafa.

Siapa pun mengabaikan anak yatim atau kaum dhuafa, lanjut Menag, akan mendapat kecaman dari Allah SWT. Bahkan dikategorikan sebagai pendusta agama. "Ini artinya, lisan kita bisa saja mengucapkan bahwa kita beriman kepada Allah SWT tetapi apabila kita mengabaikan kaum dhuafa, maka sesungguhnya kita tidak beragama," ucap Menag. "Kita dusta agama, kita ingkari pesan-pean mulia-Nya, kita abaikan anjuran dan larangan-Nya. Sungguh yang demikian itu dapat mengembalikan kita ke tempat yang serendah-rendahnya," tambahnya lagi.

Menag mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) ini dan ia berharap kegiatan semacam ini ditindaklanjuti dalam bentuk pemberdayaan anak yatim yang sifatnya terencana, tepat sasaran dan berkelanjutan di luar bulan Ramadhan. Sementara Ketua BPPMI H Mubarok mengatakan, menyantuni 1.000 anak yatim di masjid Istiqlal merupakan agenda rutin. Setiap anak mendapatkan Rp250.000 dan sehelai sarung. Menurut Mubarok, Masjid Istiqlal selama bulan Ramadhan menyediakan takjil (berbuka puasa) untuk 3.000 orang. Dan mulai Kamis (9/8) dilaksanakan tadarus yang dipimpin para imam dan muazin Masjid Istiqlal, sekaligus disediakan makan sahur untuk 1.300 orang. (dik)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua