Nasional

Menag: Kerukunan Bukan Sebuah Entitas yang Mati

Cisarua(Pinmas)--Kerukunan bukanlah sebuah entitas yang mati, namun dinamis dan harus dijaga, dipelihara bagaikan bejana mudah pecah dan karena itu pula harus diupayakan dengan berbagai kegiatan tepat sehingga "bejana" negeri ini tetap utuh. Hal tersebut dikemukan Menteri Agama Suryadharma Ali dalam sambutannya yang dibacakan Prof. Dr. HM. Atho` Mudzhar, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, pada pembukaan pertemuan nasional Komisi Hubungan Antar agama-agama dan Kepercayaan (Komisi HAK) seluruh Indonesia di Cisarua, Bogor, Senin malam. Menjaga kerukunan hidup beragama adalah salah satu tugas penting Kementerian Agama bersaama para pemimpin dan tokoh agama. Lantas, apakah masih relevan bicara kerukunan dewasa ini ? tanyanya. "Saya berpendapat, kerukunan bukanlah sebuah entitas yang mati." Kerukunan harus dilestarikan dengan berbagai kegiatan yang tepat, agar negeri ini tetap utuh, katanya. Ia mengatakan, menjaga dan memelihara kerukunan dalam masyarakat , perdamaian dan keakraban semakin penting di tengah arus globalisasi dewasa ini, terutama terkait dengan komunikasi dan informasi positif dan negatif yang disebarkan tanpa henti. Bersamaan dengan itu, gangguan kerukunan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perubahan-perubahan. Indonesia sebagai negara besar memiliki pulau besar dan kecil, banyak suku dan bahasa, berbagai macam adat istiadat dan kebiasaan. Belum lagi perbedaan tingkat pendidikan, agama yang dianut. Keragaman itu sudah lama ada dan disadari para pendiri bangsa yang kemudian lahir motto "Bhinneka Tunggal Ika", ia menjelaskan. Keragaman itu bagai satu keping mata uang dengan dua sisi. Satu sisi keragaman merupakan modal besar untuk memajukan bangsa, namun di sisi lain bisa menjadi potensi konflik bila disalahgunakan. Sejarah di negeri ini terjadi ketiakharominsan secara sporadis di berbagai tempat, konflik horizontal yang merenggut jiwa dan mengahancurkan infrastruktur. Konflik ini meninggalkan luka yang dalam di hati anak bangsa, katanya. Berkaitan dengan itulah Menag mengajak agar para ketua Komisi HAK Keusskupan di seluruh Indonesia dapat membangun persatuan dan kesatuan. Untuk itulah Suryadharma Ali minta agar pertemuan yang diikuti sekitar 37 peserta dari seluruh Indonesia dapat mencarikan solusi berkaitan dengan perbedaan pandangan dalam masyarakat. Diharapkan juga pertemuan itu menghasilkan program nyata bagi pengembangan kerukunan dan kesejahteraan bangsa, kata Suryadharma Ali. Ikut memberikan sambutan dalam pertemuan tersebut Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dengan mengangkat topik Kebijakan Dephan dalam membangun pluralitas, yang dilanjutkan dengan dialog. (ant/es/ts)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua