Nasional

Menag: Jangan Ngompori Umat Yang Rukun

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan bahwa kerukunan yang ada di Indonesia bukan berarti tanpa konflik, tetapi jangan ngompori umat sehingga upaya yang dilakukan para tokoh agama dan masyakat untuk menciptakan suasana harmonis menjadi rusak. Tidak satu pun negara terbebas dari konflik, tetapi jangan mengompori suasana umat yang rukun, kata Menag ketika memberi sambutan pada Dialog Antar Penganut Agama dan Kebudayaan untuk Kemanusiaan dan Perdamaian Dunia, di Jakarta, Selasa (04/06).

Tunjukan kepada saya, negara mana yang terbabas dari konflik, tambah Menag. Konflik, lanjut Menag, bahkan jika di dalam rumah tangga pun tak bisa dihindari. Bisa terjadi antara ayah dan isteri; antara anak dan ibu. Tetapi sejauh konflik itu masih dalam batas wajar, Menag menilai hal itu harus dipahami bahwa suasana harmonis masih bisa dipertahankan. Menurut Menag, konflik antar agama di Indonesia bisa dihindari. Sejauh ini kehidupan harmonis tersebut terus dipelihara oleh para tokoh agama dan masyarakat. Namun yang harus diperhatikan konflik internal agama. Pasalnya, jika konflik internal agama mencuat, maka tak mustahil ancamannya adalah perpecahan. Merasa tak cocok dengan seseorang dalam suatu organisasi misalnya, kata Menag, bisa jadi kemudian masalahnya dibawa keluar dan persoalannya menjadi makin besar. Karena itu, Menag mengajak tokoh agama agar hal ini menjadi perhatian ke depan.

Konflik adalah fitrah manusia, namun harus dikendalikan. Sebab, di dalam konflik di dalamnya ada amarah dan nafsuh. Karena itu, imbuh Menag, ada ajaran untuk umat agar bisa mengendalikan nafsu, mengendalikan amarah dan ajaran ikhlas. Bukan mengompori sehingga masalahnya menjadi besar dan timbul perpecahan. Islam dan Toleransi Terkait dengan ajaran kekerasan, terorisme, Menag mengatakan bahwa hal itu masih didengungkan oleh kalangan tertentu. Seolah Islam sebagai inspirasi dari ajaran kekerasan, radikalisme, terorisme dan intoleransi. Padahal, Islam mengajarkan rahmatan lil alamin, agama pembawa rahmat bagi alam sekitar. Agama Islam, menurut Menag, sangat menghormati keanekaragaman.

Keanekaragaman yang ada bukan untuk diperangi, tetapi dihormati. Kekerasan bukan ajaran Islam, keperkasaan bukan di mata pedang, tetapi keperkasaan itu terletak pada ketaqwaan. Menag pun mengingatkan kepada sekelompok orang yang berpegang pada aliran kebebasan bahwa tak satu pun negara di muka bumi ini yang menganut kebebasan mutlak, kebebasan absolut. Sebab, hadirnya negara adalah untuk mengatur warga, termasuk kehidupan umat beragama. Karena itu, Menag mengimbau umat beragama agar tidak membuang tenaga, waktu dan dana untuk merusak kehidupan beragama. Mayoritas warga Muslim di Indonesia sangat menghormati umat lainnya. Hal itu bisa dilihat dari hari-hari besar umat beragama, yang dalam praktek kesehariannya dihormati oleh seluruh umat. (ess)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua