Nasional

Menag: Indonesia Laboratorium Kerukunan Umat Beragama

Pattani-Thailand (Pinmas) - Menteri Agama, Suryadharma Ali menegaskan bahwa Indonesia tepat jika dijadikan sebagai laboratorium penelitian tentang bagaimana hubungan yang baik antar umat beragama dalam sebuah negara. Penegasan ini disampaikan Menag ketika melakukan pertemuan dengan Sekjen Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC), Kolonel Polisi Tawee Sodsong, di Thailand, Senin (14/01).

SPBAC mencakup 5 Provinsi, yaitu: Yala, Pattani, Narachiwat, Satun, dan Songkla. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Muslim Provinsi Pattani. Dalam sambutannya, Menag menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi dalam mengelola masyarakatnya yang sangat plural. Menurutnya, Indonesia mempunyai lebih dari 17.000 pulau, dengan ratusan bahasa, budaya, agama, dam adat istiadat. Namun, Indonesia dapat menyatukan semua itu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perekat utamanya, salah satunya adalah kekuatan Islam. Yaitu Islam yang toleran, Islam yang berwajah kemanusiaan, dan Islam yang rahmatan lil alamin, terang Menag. Menag menjelaskan bahwa penganut agama-agama di Indonesia memiliki dasar yang kuat terkait kenapa kami dapat bersatu dalam perbedaan. Dasar tersebut adalah kesadaran bahwa perbedaan itu fitrah. Perbedaan itu adalah fitrah. Jika tidak menerima perbedaan, berarti kita mengingkari fitrah kemanusiaan, tegas Menag. Selain itu, lanjut Menag, umat Islam Indonesia juga mempunyai tiga konsep persatuan dan persaudaraan, yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basyariyah.

Kesadaran akan fitrah kemanusiaan dan konsep persaudaraan inilah yang mendasari (masyarakat) Indonesia sehingga sampai hari ini dan seterusnya tetap bersatu dalam NKRI. Kita berbeda tetapi kita satu, ujar Menag. Namun, hal ini tidak berarti Indonesia tidak mempunyai konflik. Di Indonesia juga terjadi beberapa konflik. Bahkan, Indonesia juga mempunyai pengalaman terkait sejarah panjang pergulatan pemikiran yang sangat intens terkait relasi Islam dan negara. Alhamdulillah, Islam Indonesia telah menetapkan pilihan terbaiknya. Dengan modal seperti itu, Indonesia tepat jika dijadikan sebagai laboratorium kerukunan antar umat beragama dalam sebuah negara, tutup Menag. (Pinmas)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua