Nasional

Menag: IAIN Antasari Punya Daya Ungkit

Banjarmasin (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin memiliki potensi dan daya ungkit untuk maju jika mampu memanfaatkan daya dukung serta lingkungan yang strategis.

“Potensi tersebut antara lain berupa kedudukan, eksistensi, dan peran IAIN itu sendiri,” kata Lukman Hakim di hadapan para peserta wisuda Sarjana ke-56, sekaligus peringatan setengah abad perguruan tinggi tersebut di Banjarmasin, Rabu.

Pada acara tersebut nampak Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Ariffin, Rektor IAIN Antasari Prof. Dr. Fauzi Aseri MA, Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Prof. Dr.Dede Rosada dan sejumlah undangan lainnya.

Menteri Lukman mengatakan, dalam konteks masyarakat plural Indonesia, perguruan tinggi di Banjarmasin itu bisa dioptimalkan dan memiliki daya tarik dan ungkit yang cukup besar. Hal itu didasari, pertama Islam yang didasari dengan nilai-nilai luhur dan paripurna, dapat dijadikan rujukan dan benteng moral dan mempertahankan sendi-sendi keberagaman Indonesia. “Saya yakin hal itu bisa terwijud jika Islam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam tatanan beragama, berbangsa, dan bermasyarakat,” katanya.

IAIN berada pada posisi yang menentukan, karena dapat memberi kontribusi bagi bangsa dan umat melalui kajian, studi, dan penelitian mendalam berkenaan dengan keagamaan yang moderat dan majemuk. “Karya-karya akademik dosen, hasil penilitian dan publikasi dapat diarahkan dan diabadikan pada misi kelembagaan IAIN,” katanya.

Menag mengatakan, IAIN dan perguruan tinggi agama Islam berada pada basis komunitas Muslim dengan segala variannya. Ada NU, Muhammadiyah, Tarbiyah Islamiyah, Persis, Nahdlatul Wathan.

Ada kelompok Islam lainnya seperti Hizbut Tahrir, FPI, Majelis Mujahidin. Pada saat yang sama perguruan tinggi Islam berada pada lingkungan sosiologis yang majemuk baik suku, ras dan agama dalan Negara Kesatuan RI. “Posisi ini sangat menguntungkan karena IAIN dapat menjadi jaring pengaman sosial atau penyangga wilayah, sekaligus penjaga moralitas,” katanya.

Hal lain, lanjut Menag, adalah IAIN sebagai pusat pengkajian dan pengembangan Islam di Indonesia. Atas keunggulan yang dimiliki IAIN, maka ke depan perguruan tersebut harus memiliki nilai keunggulan dan nilai daya tawar.

Peran Saefuddin

Gubernur Kalsel Rudi Ariffin menyatakan, kehadiran IAIN Antasari tak lepas dari peran mantan Menteri Agama KH Saefuddin Zuhri (alm) 50 tahun silam. KH Saefuddin Zuhri mendorong lahirnya perguruan tinggi Islam di sini lantaran perhatiannya begitu besar terhadap umat Islam saat itu. Karena itu, kehadiran Menag Lukman Hakim Saifuddin, yang juga putera dari KH Saefuddin Zuhri, pada peringatan setengah abad IAIN Antasari dapat memberi kontribusi besar pula bagi perguruan tinggi tersebut untuk naik statusnya menjadi Universitas Negeri Islam Antasari (UIN Antasari).

IAIN Antasari kini, kata gubernur, sudah memiliki lahan 50 hektar untuk pengembangan IAIN Antasari ke depan. Ini sangat menggembirakan. “Terlebih kehadiran Menag hari ini, diharapkan membuka peluang proses percepatan untuk itu,” katanya lagi.

Gubernur Kalsel menyatakan gembira bahwa pada peringatan dan sekaligus pada acara wisuda Lukman Haklim Hadir. Saat ini sebanyak 800 orang diwisuda, ke depan diharapkan akan lahir sarjana-sarjana berkualitas dari perguruan tinggi Islam untuk bersaing dalam era globalisasi dewasa ini. (ess/ant/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua