Nasional

Menag: Dengan Konflik Tak Bisa Membangun Bangsa

Yogyakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, pembangunan bangsa bisa terwujud apabila kerukunan umat berjalan baik. Sebaliknya dengan konflik, tidak akan bisa membangun bangsa. Untuk itu Indonesia akan membantu pencegahan potensi konflik di Thailand Selatan melalui jalur pendidikan dan dakwah. "Telah terjalin hubungan kerjasama antara pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) dengan Thailand. Barangkali ada hal-hal yang dapat dicontoh, kata Menag pada pertemuan dengan delegasi Thailand Selatan di Yogyakarta, Kamis ((30/5) malam, yang juga dihadiri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Menag mengatakan, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun tidak ada tuntutan untuk menjadi negara Islam. Bahkan di masa lalu banyak kerajaan yang bisa disebut kerajaan Islam, tapi seluruhnya menggabungkan diri dalam Republik Indonesia. Kraton Yogyakarta adalah saksi sebuah kerukunan. Kesultanan ini sudah ada sebelum RI ada tapi ketika Indonesia merdeka tidak memisahkan diri, kata Suryadharma Ali mengungkapkan kepada delegasi yang dipimpin Sekjen Pusat Pemerintahan Provinsi Perbatasan Thailand Selatan (The Southern Border Province Administrative Centre/SBPAC), Lertkiat Wongpotipun.

Dalam pertemuan itu tampak hadir Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Staf Ahli Menag Nanat Fatah Nasir, Plt Kabalitbang dan Diklat Machasin, serta pimpinan Pondok Pesantren Asshidiqiyah KH Nur Iskandar SQ. Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan konflik di wilayah Thailand Selatan dapat diselesaikan dengan dialog yang didukung oleh pemimpin yang adil. "Untuk melakukan dialog memang memerlukan waktu yang panjang. Hal itu lebih baik dari pada kita tidak pernah berani mengupayakannya sehingga menjadikan orang menjadi korban," katanya. Kepada wartawan Menag menjelaskan, pihaknya melakukan kerjasama di bidang pendidikan serta dakwah merupakan jembatan kedua negara untuk menciptakan perdamaian masyarakat Thailand Selatan.

Kerjasama di bidang pendidikan antara lain diwujudkan dengan memberi beasiswa kepada 50 mahasiswa dan mahasiswi dari wilayah Thailand Selatan untuk belajar di Perguruan Tinggi di bawah Kementerian Agama. Selain itu, dalam rangka memberikan contoh terhadap pola pendidikan khususnya agama Islam di Indonesia, Kemenag juga akan membawa delegasi Thailand Selatan untuk mengunjungi Pondok-Pesantren maupun Perguruan Tinggi Islam yang ada di Indonesia. Dengan kunjungan itu, kata Menag, pemerintah Thailand Selatan dapat menerapkan pola pengajaran yang dianggap sesuai. "Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk menghindari konflik.

Kami harapkan Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi Thailand Selatan untuk hal itu," katanya. Sebelumnya Delegasi Thailand Selatan yang terdiri atas pemerintah, tokoh masyarakat serta warga provinsi Pattani, Songkhla, Yala, Narathiwat dan Satun telah mengunjungi Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta serta Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. (ks)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua