Nasional

Menag: Demokrasi di Indonesia Tumbuh Dari Rahim Umat Islam

Jakarta (Pinmas)--Kendati demokrasi tumbuh di negara-negara non Islam, namun demokrasi di Indonesia tumbuh dari rahimnya umat Islam. Karena itu untuk menjadi negara demokrasi dan modern tidak perlu menanggalkan nilai-nilai Islam. Demikian dikemukakan Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta, Selasa (5/9) pada acara pemancangan tiang pertama pembangunan gedung fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Lebih lanjut Menag mengatakan, nilai-nilai Islam harus selalu ada dalam setiap langkah dan perjuangan. âœUntuk bergaul dan bertoleransi tidak perlu meletakkan Islam. Untuk mengentaskan kemiskinan serta untuk sejahtera dalam ekonomi tidak perlu meletakkan Islam,â" paparnya. Menag juga mengatakan, Indonesia merupakan tempat yang paling besar sebagai studi keislaman. Untuk itu UIN diharapkan menjadi benteng pusat studi keislaman, bahkan mungkin yang terbesar di Asia Tenggara. "Ini tidak berlebihan, UIN harus menjadi benteng Islam,â" tandas Suryadharma Ali. Menurutnya, ada satu hal UIN tidak saja memiliki misi untuk pengembangan akademik tapi juga dakwah. âœDakwah dengan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan, begitu pula dakwah dan keislaman,â" imbuh alumni IAIN (kini UIN) Syarif Hidatullah ini. Menag mengatakan, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, terutama UIN, kini ditantang untuk sanggup menjawab perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Sebuah universitas tidak boleh berdiri sebagai âœmenara gadingâ" di tengah masyarakat. UNI sebagai universitas dengan segala kelengkapannya dituntut berperan maksimal untuk menghidup-suburkan etos dan tradisi intelektualisme Islam di Indonesia yang telah dirintis, dibina dan dipelihara oleh para pendahulu kita. "Dalam kesempatan, saya perlu mengingatkan bahwa Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri lahir dengan membawa misi untuk mencetak sarjana-sarjana yang ulama dan ulama-ulama yang sarjana,â" kata Menag. Pembangunan Gedung FISIP di atas lahan sekitar 10.000 meter persegi dan luas bangunan 12.000 meter persegi. Gedung berlantai enam direncanakan menghabiskan anggaran sebesar Rp 32 milyar. Sebelumnya di atas atas lahan tersebut terdapat bangunan yang berfungsi sebagai Kantor Penguhubung atau Perwakilan Pemprov Jawa Barat di Jakarta. Kini pemanfaatan lahan tersebut dikelola UIN Jakarta. Dengan berdirinya FISIP, UIN Jakarta kini memiliki lima fakultas umum dan enam fakultas agama. Kelima fakultas umum itu adalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. (ks)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua