Nasional

Menag: Al-Qur'an Sumber Ilmu Pengetahuan yang Tak habis Digali dan Dikaji

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, kaum muslimin meyakini bahwa Al Qur'an adalah sumber utama ajaran Islam dan sumber ilmu pengetahuan yang tak habis-habisnya untuk digali dan dikaji. Al Qur'an menyajikan substansi hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Dalam sejarah kemanusiaan Al Qur'an merupakan naskah tertulis pertama yang sangat berjasa mendorong kemajuan dan mencerahkan peradaban. Peran Al Qur'an dalam pencerahan peradaban terkait dengan pandangan tentang keistimewaan kedudukan manusia dibanding dengan makhluk lainnya, kata Menag pada peringatan Nuzulul Qur'an di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (5/8) malam.

Hadir dalam kesempatan itu, para pejabat Negara, perwakilan dari Negara sahabat, para pimpinan ormas Islam, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal H Mubarok, dan ribuan umat Islam Ibukota. Usai pelaksanaan Nuzulul Qur'an, kegiatan ibadah dilanjutkan dengan shalat tarawih. Shalat tarawih di Masjid terbesar di Asia Tenggara ini berlangsung dua versi yang dilakukan secara bersamaan. Ada yang 11 rakaat dan 23 rakaat. Shalat dilakukan dua rakaat- dua rakaat. Manakala sudah delapan rakaat, yang melaksanakan 11 rakaat maju mendirikan shalat witir, sedangkan yang 23 rakaat istirahat. Jika yang 11 rakaat selesai, maka yang 23 rakaat melanjutkan hingga selesai.

Menag memaparkan, setiap muslim diingatkan bahwa akal adalah karunia yang sangat penting di antara karunia yang diberikan Allah kepada manusia. Namun akal semata, tidak akan pernah bisa membawa manusia kepada kesejahteraan dan kebahagiaan yang hakiki. Oleh karena itu, kepada manusia diberikan hidayah agama yang menjadi pedoman yang pasti dalam menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi. Dengan mengandalkan kemampuan akal semata, tapi mengabaikan tuntutan agama, hanya akan melahirkan manusia yang pintar tapi berakhlak rendah dan tidak memberikan manfaat bagi sesama, ucap Menag.

Dia mengutip Qur'an Surat Al Hadid ayat 9 : "Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu ". Setiap kali Nuzulul Qur'an diperingati, kita selalu diingatkan bahwa sebagai muslim kita harus mempercayai dan menerima eksistensi Al Qur'an sebagai kebenaran yang tidak bisa diragukan. Berangkat dari keyakinan tersebut, setiap muslim seharusnya membina kehidupan dan perilakunya di atas ajaran-ajaran Islam yang diyakini kebenarannya, ujarnya.

Menag menjelaskan, Al Qur'an dan Hadis Nabi SAW memberikan pedoman dan ketentuan yang seharusnya dipedomani dalam interaksi dengan sesama manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat. Dalam hubungan sosial, tidak terelakkan perlunya kehidupan dibingkai dengan aturan-aturan yang meliputi hak dan kewajiban sesama manusia. Menurut Menag, Islam memberikan pedoman dasar menyangkut hak dan kewajiban kemanusiaan yang harus dipatuhi demi terciptanya kehidupan yang adil, rukun dan harmonis. Dalam Islam, memenuhi kewajiban terhadap Allah dan sesama manusia didahulukan daripada menuntut hak.

Islam menekankan apa yang disebut sebagai kewajiban asasi manusia, dan bukan semata-mata hak asasi manusia seperti yang terdapat dalam masyarakat Barat dengan paham individualisme. Dalam rangka kewajiban asasi terhadap sesama manusia, lanjutnya, Islam menetapkan wadahnya, antara lain kewajiban menunaikan zakat, dan anjuran berinfaq serta bershadaqah di jalan Allah. Berkaitan dengan pelaksanaan zakat, infaq dan shadaqah, tujuannya tidak sekadar memberi makan fakir miskin untuk sehari atau dua hari, tapi adalah untuk memperbaiki kesejahteraan mereka dan melindungi martabat serta kehormatannya sebagai manusia. (dik)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua