Nasional

Menag Ajak Umat Hindu Jaga Kehidupan Harmonis

Prambanan (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali meminta umat Hindu untuk menjaga dan mewujudkan kehidupan yang harmonis, mengedepankan nilai kebersamaan dan kerukunaan antarumat beragama. Konsep toleransi beragama yang diajarkan oleh masing-masing agama kepada umatnya haruslah benar-benar dijadikan landasan teologis dan filosofis untuk memperkuat kerukunan beragama, kata Menag Suryadharma Ali pada sambutannya pada upacara tawur agung kesanga tahun baru Caka 1934 di Candi Prambanan, Kamis (22/3) siang.

Sejauh mungkin harus menghindari terjadinya konflik atau benturan antar pemeluk agama yang berbeda, pinta Suryadharma Ali. Hadir pada kesempatan itu Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, Dirjen Bimas Hindu Prof. Dr. Ida Bagus Triguna, Kanwil Kemenag Jateng Imam Haromain, Staf khusus Menag Budi Setiawan yang juga mantan Dirjen Bimas Buddha, Ketua Parisada Hindu Pusat Sang Suwisma, para tokoh umat Hindu dan para pejabat setempat. Upacara tawur agung kesanga, menurut dia, memiliki arti penting guna merenungkan hakikat dan makna kehidupan di alam fana ini. Upacara tawur agung tentu akan semakin bermakna jika tidak berhenti hanya kepada tatanan ritual semata melainkan ritual ini menjadi motivasi bagi para pelakunya dalam mengambil tindakan yang selaras dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam ritual agama, dan mendukungnya dengan nila-nilai kebersamaan, persaudaraan sesama anak bangsa serta memelihara lingkungan sosial dan alam semesta dengan baik, ia menjelaskan.

Menurut Menag, harmonisasi hubungan antara manusia dengan alam semesta sebagaimana diamanatkan dalam upacara Tawur Agung, hendaknya juga diimplementasikan dalam ranah kehidupan sosial, seperti aktivitas pemberdayaan masyarakat agar bisa terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Belakangan ini, lanjut Menag, ketentraman dan kedamaian yang dijaga beberapa kali dinodai oleh mereka yang tak bertanggung jawab dengan menimbulkan keresahan di beberapa tempat. "Ini adalah tugas kita bersama sebagai umat beragama," katanya.

Untuk itu ia mengajak semua pihak untuk meningkatkan solidaritas, kebersamaan dan upaya nyata untuk menghentikan tindakan yang tak terpuji. Sebab, agama mana pun tidak pernah mengajarkan kekerasan dan menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan yang baik sekalipun. Hari Raya Nyepi, kata Menag, perlu dimaknai dalam kerangka penyadaran anak bangsa untuk menghadapi tantangan ke depan yang tidak ringan, berupa tantangan pembangunan yang semakin kompleks intensitasnya dan semakin luas keragamannya yang menuntut peningkatan partisipasi komunitas umat beragama tanpa kecuali, dari setiap golongan dan lapisan masyarakat. (ant/ess)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua