Nasional

Menag Ajak Tokoh Masyarakat Lhokseumawe Perkokoh Kerukunan Umat Beragama

Menag dipasangi Kopiah Meukeutop dan rencong Aceh (Foto: Rikie)

Menag dipasangi Kopiah Meukeutop dan rencong Aceh (Foto: Rikie)

Lhokseumawe (Kemenag) --- Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan kerukunan di Bumi Serambi Makkah Aceh sudah selesai dan tidak ada masalah.

"Dari saya kecil dan besar di Aceh, persoalan kerukunan di Aceh dan Lhokseumawe tidak ada yang aneh-aneh. Dan saya mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat Lhokseumawe menjadi bagian dari solusi dalam mengokohkan kerukunan umat beragama," kata Menag.dalam gelaran silaturahmi dengan Walikota Lhokseumawe, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta Forkopimda di Pendopo Waikota di Lhokseumawe, Kamis (10/12).

Dalam silaturahim itu, Menag dipasangi Kopiah Meukeutop dan rencong Aceh oleh Walikota Lhokseumawe Suaidi Yahya. Kopiah Meuketop diberikan kepada Menag sebagai penghargaan masyarakat Lhokseumawe yang sudah menganggap Menag Fachrul Razi bagian dari masyarakat Lhokseumawe.

Menag juga menyampaikan salah satu program prioritas Kementerian Agama yakni membangun jembatan kesetiakawanan Aceh, Maluku, Papua dan Papua Barat lewat program Kita Cinta Papua dan Kita Cinta Aceh. "Salah satu misi Kementerian Agama adalah mengokohkan kerukunan umat beragama," ujar Menag yang malam itu didampingi Anni Fachrul Razi.

"Keragaman di Indonedia adalah rahmat. Meski kaya akan keragaman agama, bahasa dan budaya, bangsa Indonesia tetap menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan dibawah NKRI," sambungnya.

Ditegaskan Menag, hal ini pula membuat Indonesia menjadi role model atau contoh oleh sebagian negara di Timur Tengah dalam merawat keragaman dan persatuan. Tidak hanya jadi role model, lanjut Menag, Uni Emirat Arab tahun ini juga meminta ratusan imam masjid asal Indonesia untuk menjadi Imam di sana. Alasan mereka imam asal Indonesia menebarkan Islam yang Rahmatan lil alamin.

"Ini membuktikan bahwa keragaman di Indonesia itu adalah rahmat dari Allah SWT dan bukab petaka, " tandas Menag.

Di akhir sambutan, Menag juga mengajak segenap masyarakat Aceh di Lhokseumawe dan pemerintah daerah untuk memberikan perhatian terhadap persoalan stunting. Stunting dikatakan Menag adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal.

"Angka stunting di Aceh berdasarkan data yang kami miliki nomor tiga di Indonesia. Ini harus menjadi perhatian bersama. Jangan sampai ke depan banyak anak Aceh yang kerdil tubuhnya namun juga kerdil intelektualnya," ujar Menag.

Turut mendampingi Menag, Kakanwil Kemenag Aceh Iqbal, Rektor IAIN Lhokseumawe, Stafsus Menag Jul Effendi dan Sesmen Thobib Al Asyar.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua