Nasional

Menag Ajak Pimpinan Pesantren Tinjau BATAN

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengadakan kunjungan kerja ke kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional dan Pusat Reaktor Serba Guna (PRGS) G.A. Siwabessy. Dalam kunjungannya Menag diterima oleh Kepala Batan untuk membicarakan teknologi nuklir ke lingkungan pondok pesantren guna mendukung kreatifitas para santri. "Saya mendapat informasi dari dari Kepala Batan Hudi Hustowo yang terkait manfaat nuklir bagi pertanian dan pertenakan dan lain sebagainya. Bagi saya menarik kalau ditularkan ke pondok pesantren, jadi nuklir masuk pondok pesantren," kata Menag di aula kantor Batan, Serpong, Tangerang, Rabu (4/4).

Kunjungan Menag ke area yang memiliki luas 450 hektar ini didampingi Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Nur Syam, Direktur Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah A. Saefuddin serta 21 pimpinan pondok pesantren dari Sumatera, Jawa dan Kalimantan. "Kita harapkan mereka bisa melihat dari dekat apa itu nuklir, bahwa metode sterilisasi melalui iradiasi nuklir dapat meningkatkan produktifitas pertanian," kata Menag. Menag menjelaskan, ponpes ini dapat diharapkan dapat mengembangkan ekonomi kerakyatan sesuai dengan potensinya yang disesuaikan dengan daerahnya masing-masing, ada pertanian, perkebuanan kerajinan, perdaganan, ketrampilan dan perbengkelan. Dikatakan, dalam hal pemasaran makanan saat ini harus diakui banyak makanan yang diawetkan namun setelah diteliti dijumpai mengandung formalin.

Hal ini jelas mengganggu kesehatan bagi yang mengonsumsi. Dan bagi Ponpes, ini merupakan satu peluang mengembangkan pengawetan dari seluruh produk makanan berbahan dasar ikan dan hasil laut dengan teknologi nuklir. Sebetulnya bukan saja produk hasil laut, hasil pertanian pun bisa menggunakan sterilisasi nuklir. Dengan menggunakan pendekatan teknologi ini, kedepan diharapkan ponpes bisa memanfaatkannya sebagai upaya memberikan nilai tambah bagi kemajuan lembaga pendidikan itu, harap Menag. "Pembiayaan di pondok pesantren pada umumnya mandiri tidak tergantung apakah pemerintah memberikan bantuan atau tidak, pokoknya proses belajar mengajar harus berjalan," ujar Menag. Mengenai kerjasama dengan Batan, Menag mengatakan, proses itu baru dimulai, kemudian akan direalisasikan nanti. "Jadi nuklir masuk pondok pesantren, di madrasah akan dipelajari juga," ujarnya lagi. (ks)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua