Nasional

Menag Ajak NU Tidak `Genit` Tapi Lebih Berkarya

Lamongan (Pinmas) - Nadlatul Ulama (NU) merupakan organisasi massa berbasis agama yang terbesar di Indonesia. Tak itu saja NU juga merupakan organisasi tertua yang telah banyak berkiprah di era pergolakan politik nasional. Namun kini, kata Menteri Agama Suryadharma Ali keadaan NU lebih terkonsentrasi pada persoalan sepele saja. Tidak melihat beban bangsa yang lebih berat yang sejatinya bisa diperankan oleh organisasi sehebat NU. "NU terlihat mulai tidak solid, terpecah belah bahkan dalam urusan pilkada pun NU terseret arus itu," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali saat bersilahturahim dengan kaum Nahdiyin di Lamongan, Jawa Timur, Senin (26/3).

Menurutnya peran NU sangatlah strategis. Bukan hanya dari jumlah warga NU yang sangat banyak. Tetapi NU memiliki para pemikir Islam yang luar biasa. Sewajarnya menempatkan perannya yang lebih besar. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengharapkan NU dapat menjadi perekat semua perbedaan. NU memberikan fasilitas penuntasan berbagai persoalan bangsa. Bahkan mempercepat kemajuan Negara. "Kan sangat indah jika NU itu sangat solid. Hingga mempererat perbedaan, tidak berpecah belah dan juga NU yang tidak genit," ujar Suryadharma yang disambut tepuk tangan meriah warga NU. Mantan Ketua Umum PMII periode 1985-1988 ini juga mengingatkan agar petinggi NU tidak terus memperlihatkan ketidakbersamaan.

Perbedaan para petinggi NU akan sangat berpengaruh bagi keharmonisan warga NU lainnya. Suryadharma mengatakan, jumlah warga NU yang besar tidak akan bisa memberikan manfaat apabila tidak pernah bersatu. "Usaha untuk mewujudkan program NU itu lebih bermanfaat daripada mengeluarkan satu juta kata yang mengumbar perbedaan," paparnya. Lebih lanjut Suryadharma juga mengajak agar warga Nahdliyin dapat melakukan evaluasi diri. Evaluasi ini terkait dengan prinsip NU sebagai gerakan kultural dan legalistik.

"Kalau hanya ambil jalan kultural maka NU tidak akan bisa bawa cita-cita umat ke dalam suatu keadaan yang sejahtera dan kuat," ujarnya. Dalam kesempatan itu, SDA juga sempat menyentil adanya sejumlah tokoh Islam yang justru bersikap mengabaikan ajaran Islam. Atas dalih menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) maupun kebebasan, para tokoh Islam itu justru memecah belah kekuatan umat. "Sekali lagi saya mohon maaf harus bilang ini. Semua ini saya sampaikan karena saya cinta pada NU," katanya. (riko/akbar)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua