Nasional

Menag Ajak MABIMS Jadikan Nilai Hijrah dalam Membangun Kehidupan Beragama

Denpasar (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) mengajak para peserta MABIMS untuk menjadikan nilai-nilai hijrah sebagai energi positif dan sumber inspirasi dalam membangun kehidupan beragmaa yang lebih baik. Hal itu dikatakan Menag saat memberikan sambutan pada acara Mabims ke XVI di Nusa Dua Denpasar Bali, Rabu (03/12).

MABIMS merupakan forum pertemuan tidak resmi antar Menteri Agama se-ASEAN yang terdiri dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Forum ini merupakan tidak lanjut dari pertemuan para Menteri Agama dan Wakaf se dunia di Jeddah tahun 1989. Pertemuan MABIMS pertama kali dilaksanakan di Brunei Darussalam pada tahun 1989 yang membahas tentang pentingnya kerjasama antar Kementerian Agama se-ASEAN dalam meningkatkan peran umat Islam dalam mendukung pembangunan nasional masing-masing tanpa harus mencampuri urusan politik dalam negeri masing-masing.

Menag LHS di hadapan peserta MABIMS menjelaskan bahwa tahun ini kita telah memasuki abad XV Hijriyah yang secara internasional telah dicanangkan sebagai abad kebangkitan kembali umat Islam. “Kita ingin agama Islam dan umat Islam dapat menjadi sumber (source) dan nilai (value) dalam mendukung pembangunan di negara-negara anggota MABIMS sehingga tercipta masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dan selalu di bawah naungan Allah SWT sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” jelas Menag.

Menyinggung tema MABIMS tahun ini “Agama sebagai Berkah bagi Umat Manusia”, Menag mengajak segenap peserta agar memberikan perhatian serius terkait lima isu penting di bidang agama yang saat ini jadi perhatian Pemerintah Indonesia. Kelima isu tersebut adalah: pertama, posisi penganut agama di luar agama yang diakui Pemerintah; kedua, pendirian rumah ibadah dan tempat ibadah; ketiga, banyaknya muncul gerakan keagamaan baru; keempat, kekerasan antar umat beragama, terutama terhadap kelompok minoritas; kelima, terkait hal penafsiran yang sempit yang kemudian mengancam kelompok agama yang memiliki tafsir berbeda.

Menurut Menag, walau MABIMS merupakan pertemuan tidak resmi, namun memiliki ikatan hukum dan menjadi tumpuan harapan bagi masing-masing negara anggota dalam mendukung pengembangan agama Islam di kawasan serantau yang mayoritas beragama Islam. Untuk itu, lanjut Menag, pertemuan MABIMS harus selalu diupayakan berjalan efektif dan produktif, karena akan memberikan putusan yang baik, progres dalam menjawab tantangan zaman.

Selain lima persoalan di atas, Menag mengharapkan segenap peserta MABIMS dapat mengembangkan dan memperkuat program di wilayah perbatasan, seperti persoalan madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi, untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia, terutama potensi umat Islam sehingga dapat meningkatkan mutu Islam dan harkat umat manusia pada umumnya.

Menutup sambutannya, Menag mengurai surat Al Imran yang menegaskan bahwa “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.

Tinggi bukit Lot cantik menawan, Ombak air laut mengalun tenang,

Semangat MABIMS tidakkan hilang, Tak kan hanya menjadi kenangan.

Demikian Menag menutup sambutannya. (Arief/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua