Nasional

Menag Ajak Kaum Muslim Pelajari dan Ajarkan Al-Quran

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberi sambutan pada Peringatan Nuzulul Qur’an di Istana Negara Jakarta, Rabu (16/07) malam yang bertepatan dengan 18 Ramadhan 1435 H.

Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak seluruh kaum Muslimin untuk mempelajaridan mengajarkan Al-Qur’an. “Dalam sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud disebutkan, Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya,” terang Menag.

“Hal ini tidak sebatas dalam konteks bacaan tekstual, namun juga mempelajari dan mendalami kandungan Al-Qur’an dalam berbagai seginya secara utuh dan komprehensif,” tambahnya.

Menurutnya, Al-Qur’an sangat penting bagi kita kaum Muslimin, dan karenanya hari turunnya Al-Quran senantiasa diperingati. Peringatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan interaksi umat Islam dengan Al-Quran.

Bulan Ramadhan, lanjut Menag, disebut juga bulan Al-Qur’an. Sebab, dalam bulan suci ini, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu Al-Qur’an untuk disampaikan kepada seluruh umat, sebagai hudan linnas, petunjuk bagi manusia.

“Secara historis, Al-Qur’an turun bukan di ruang hampa, namun sebagai tanggapan berbagai problematika sosial kehidupan yang terjadi dalam masyarakat. Qur’an juga turun untuk memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW, serta untuk memberi ketetapan hukum yang harus ditaati” tukas Menag.

Menag lalu menjelaskan tentang proses turunnya Al-Qur’an yang terjadi melalui dua tahap, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas yang dikutip oleh al-Sayuti dalam al-Itqan fi’Ulum Al-Qur’an. “Tahap pertama, Al-Qur’an turun secara serentak langsung dari Allah SWT (Lauh al-Makhfuzh) ke langit bumi (Bait al-Izzah). Kedua, kemudian secara bertahap, Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi SAW selama lebih kurang 23 tahun. Diturunkan secara serentak pada malam Lailatul Qodar, sedang wahyu pertama yang mengawali pewahyuan secara bertahap disampaikan pada 17 Ramadhan,” jelas Menag.

“Dan, di antara hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap adalah agar materi/norma hukumAllah SWT dapat dicerna dengan baik, sesuai dengan kondisi obyektif sosio-kultural masyarakat,” imbuh Menag.

Menag juga menegaskan, Al-Qur’an tidak hanya untuk masyarakat Arab pada awal abad ke-7 M, tapi juga untuk masyarakat modern, bahkan untuk masyarakat dunia yang akan datang. “Al-Qur’an dicipta juga untuk masyarakat berkebudayaan dan berperadaban maju. Karenannya, kandungan Al-Qur’an tidak hanya membahas pokok-pokok ajaran agama (akidah, syariah dan akhlak), tapi juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dengan sesama dan lingkungan,” ujar Menag.

Al-Quran, kata Menag, juga mengandung berbagai isyarat iptek, tentang alam (kauniyah) yang dapat dijadikan motivasi dan inspirasi dalam berbagai rekayasa, baik sosial maupun teknik. Al-Qur’an juga membawa misi perubahan yang memungkinkan masyarakat mewujudkan peradaban baru berkat kemampuannya mengembangkan iptek dan pengalaman hukum-hukum illahi, baik yang termaktub dalam kitab suci, maupun yang terbentang di alam raya,” beber Menag.

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya,” demikian Menag mengingatkan. (Gpenk/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua