Nasional

Kemenag Tandatangani MoU Buka Kajian Islam Di Universitas Katholik Belgia

Brussels (Pinmas) —- Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA menandatangani secara resmi kerjasama pembukaan Program Magister (S2) Kajian Islam dan Studi Agama di Katholieke Universiteit Lueven (KUL) Brussels, Belgia. Acara penandantanganan dilakukan di Rectorial Salons, University Hall Leuven antara Dirjen Pendidikan Islam dan Rektor KUL, Prof. Dr. Rik Torfs, disaksikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Brussels Mr. Ignacio Kristantyo Hardojo, Rabu (11/03) lalu.

Dalam sambutannya Rektor KUL menyatakan gembira karena pada akhirnya Program S2 Kajian Islam dan Studi Agama dapat dibuka di Universitas Katholik Lueven. “Program ini sudah dirancang beberapa tahun lalu sebagai jawaban atas tantangan perkembangan masyarakat Eropa yang terdiri atas berbagai kelompok keagamaan. Hubungan Kristen dan Islam perlu dibangun dalam bingkai keragaman multi-etnik yang saling menghargai”, tutur Prof. Rik. Lebih lanjut Prof. Rik menyebut bahwa saat ini KUL berada pada peringkat ke-13 dari 100 universitas terbaik di Eropa. Inisiatif membuka S2 Kajian Islam di KUL, dengan demikian, akan menjadi yang pertama di seluruh Eropa untuk program studi serupa.

Kamaruddin Amin dalam sambutannya menyatakan tertarik membuka S2 Kajian Islam di KUL karena akan memperkuat stature Indonesia sebagai negara demokrasi dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia (the most moslem countries in the world). Dia menambahkan, “Keterlibatan Indonesia dalam pembukaan S2 Kajian Islam di Universitas Katholik Lueven membuktikan bahwa Islam Indonesia dipercaya di Eropa dan memiliki potensi besar dikembangkan di seluruh Eropa dan negara lainnya”. Kamaruddin optimis bahwa pintu menjadikan Indonesia sebagai “kiblat pendidikan tinggi Islam dunia” semakin terbuka dengan kerjasama berbagai universitas besar dunia.

Kajian Islam yang akan dikembangkan di KUL akan difokuskan pada kajian Islam kontemporer dalam bidang teologi, Al-Qur’an dan hadits, fiqh/syariah yang relevan, serta sosiologi-antropologi masyarakat Islam Eropa dan dialog antar agama. Kamaruddin berharap “Dengan penekanan ini kajian Islam yang diajarkan di S2 KUL lebih relevan dengan kebutuhan kaum muslim dan Kristen di Eropa dewasa ini”.

Penandatanganan MoU antara Kementerian Agama dan KUL juga diapresiasi oleh Riaz JP Saehu, konselor di KBRI Brusels. Menurutnya, pertumbuhan masyarakat Islam di Eropa yang semakin tahun semakin meningkat membutuhkan penanganan yang tepat seiring degan masalah yang juga semakin banyak. Riaz menambahkan, “masalah umat Islam Eropa, dan secara khusus di Brussels, bukan hanya masalah hubungan Islam dan negara, hubungan pengikut Islam dan Kristen-Katholik, tetapi juga hubungan antar penganut Islam sendiri yang datang ke Eropa dari berbagai negara seperti Turki dan Maroko”.

Riaz mengusulkan agar pengiriman expert dan akademisi dari perguruan tinggi Islam di Indonesia yang akan mengajar di S2 KUL akan memberikan pengalaman berharga bagaimana wajah Islam Indonesia, bagaimana Indonesia mengelola keragaman suku, bahasa, dan agama, dan bagaimana Islam sangat kompatibel dengan demokrasi yang saat ini menjadi penilaian positif bagi Indonesia di mata dunia. (Mastuki/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua