Nasional

Kemenag Kembangkan PAI Berkeunggulan

Jakarta (Pinmas) --- Kementerian Agama akan mengembangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) berkeunggulan. PAI berkeunggulan didesain tidak sekedar menjadi pengetahuan dengan tolok ukur kedalaman materi, tetapi bagaimana pendidikan agama itu bisa mewujud dalam perilaku dan sikap baik para siswa sekolah. PAI tidak hanya dilihat dari aspek substansi materinya, tapi bagaimana itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai-nilai pendidikan mampu diserap anak didik dan menjadi budaya dan perilaku bagi mereka, terang Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam, Amin Haedari, ketika membuka Kegiatan Ekspos Hasil Penyusunan Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Sekolah di Pesantren, Jakarta, Selasa (23/07).

Kegiatan yang berlangsung atas kerjasama Dit. Pendidikan Agama Islam dengan Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Ma'arif NU ini dihadiri oleh para guru PAI pada Sekolah di Pesantren, seperti Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo, Pesantren Denanyar Jombang, Pesantren Nurul Jadid Paiton, dan lainnya. Tampil sebagai narasumber Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra dan Pengasuh Pondok Pesantren API, Tegal Rejo, Magelang, KH. Yusuf Chudlori.

Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Sekolah di Pesantren itu sendiri di susun oleh Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Ahmad Sodik, dibantu oleh Dr. Ishom el-Saha (IAIN Serang Banten) dan Agus Muhammad (Rabithah Maahid Islamiyah) PAI berkeungulan diharapkan dapat memberikan pemahamaan keagamaan yang toleran, berakhlakul karimah serta tidak menanamkan kebencian antar sesama, terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kata Amin.

Pendidikan agama di pesantren harus menjadi teladan bagi PAI berkeunggulan, tambah Amin. Menurut Amin, pesantren saat ini terus berkembang dan salah satunya terlihat dari semakin menjamurnya pesantren yang membuka sekolah. Lantas bagaimana kurikulum PAI sekolah di pesantren? Amin menjelaskan bahwa kurikulum yang ada sekarang adalah kurikulum untuk sekolah umum yang didesain untuk materi agama pada sekolah di luar pesantren.

Kurikulum agama untuk sekolah di pesantren tentu perlu desain tersendiri yang mencerminkan keberadaannya di pesantren, kata Amin. Tampil sebagai narasumber, Azyumardi Azra mengatakan bahwa rumusan naskah yang sudah disusun sedikit banyak telah menjawab beberapa keprihatinan kita, khususnya mengenai pengembangan lembaga pendidikan di pesantren. Namun demikian, Azyumardi memberikan beberapa catatan bahwa kurikulum ini agar lebih menonjolkan lagi sisi kepesantrenannya sehingga menjadi kurikulum di mana kurikulum PAI nasional diintegrasikan ke dalam kurikulum pesantren.

Kurikulum pesantren harus mempertahankan identitasnya. Kurikulum PAI nasional harus masuk dalam kurikulum pesantren, ujar Azyumardi. Selain itu, Azyumardi juga memandang bahwa kurikulum ini harus bersifat fleksibel sehingga bisa mengakomodir keragaman pembelajaran yang berjalan di pesantren. Harus fleksible sehingga bisa mewadahi distingsi-distingsi kurikulum yang berkembang di pesantren, pinta Azyumardi.

Naskah ini harus memberikan fleksibilitas dan peluang kepada pesantren untuk mengembangkan kekhasannya. Dari situlah akan terbentuk keilmuan yang khas dan menonjol pada bidangnya, tambah Azyumardi. Lebih dari itu, Azyumardi memberikan catatan bahwa penyusunan kurikulum ini juga harus memperkuat 3 fungsi pokok pesantren, yaitu: 1) meneruskan proses pemindahan ilmu dari satu generasi ke generasi berikutnya; 2) meneruskan pemeliharaan tradisi keislaman ala ahlus sunnah wal jamaah; dan 3) mereproduksi kader-kader ulama. Kita tidak bisa mengharapkan ulama muncul dari sekolah. Naskah ini kalau berhasil dengan berbagai aspek yang disiapkan, akan bisa menyiapkan kader ulama, kata Asyumardi. (mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua