Denpasar (Pinmas) --- Kementerian Agama melalui Badan Litbang dan Diklat mengembangkan kurikulum Pasraman. Pengembangan kurikulum ini diarahkan untuk lebih menggali dan mengeksplorasi kearifan lokal yang berkembang di kalangan masyarakat Hindu.

Hal ini dikemukan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abd. Rahman Mas’ud saat membuka “Workshop Pengembangan Kurikulum Pasraman”. Workshop ini diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan di Kampus Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Rabu (25/03) lalu. Ikut hadir pada pembukaan, Dirjen Bimas Hindu I Ketut Widnya, Direktur Pendidikan dan Urusan Agama Hindu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali, dan Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar.

Menurut Mas’ud, pasraman merupakan Pendidikan Keagamaan Hindu yang berbasis masyarakat. Sebagaimana pesantren, pasraman selama ini terbukti berhasil tumbuh dan berproses menciptakan para peserta didik yang berkarakter mulia. Hal itu, kata Mas’ud tidak terlepas dari muatan kearifan lokal yang terkandung di dalam kurikulum pendidikannya.

Workshop pengembangan kurikulum ini diikuti para oleh praktisi pendidikan. Selain perwakilan dari Ditjen Bimas Hindu, workshop juga diikuti oleh guru dan dosen agama Hindu, serta perwakilan peneliti pada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Penyelenggaraan workshop bertujuan memfasilitasi Ditjen Bimas Hindu dalam pengembangan kurikulum pasraman.

Kepada para peserta, Mas’ud mengingatkan bahwa pengembangan kurikulum pasraman ini setidaknya harus meliputi: competency-based, standard-based, berakar pada budaya, mempersiapkan untuk kehidupan masa kini dan masa depan serta dan menekankan pada keseimbangan antara soft skills dan hard skills. Mas’ud berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan kurikulum pasraman. “Kajian yang selama ini dilakukan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, semoga memberikan manfaat bagi tersusunnya kurikulum pasraman,” ujarnya. (ags/mkd/mkd)