Jakarta (Pinmas) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah (Ditpenma) Ditjen Pendidikan Islam jajaki kerjasama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Diskusi awal sudah dalam pertemuan antara Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dengan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (26/03).

Menurut Nusron Wahid, pondok pesantren, SMK yang berbasis Pesantrean, dan Madrasah adalah segmen potensial untuk merekrut tenaga kerja. BNP2TKI dan Ditpenma akan bekerjasama untuk memfasilitasi dan menjaring calon tenaga kerja potensial.

“Peluang untuk itu sangat besar. Terutama untuk di Korea, Arab, dan Eropa. Oleh sebab itu, yang paling penting adalah siswa-siswi madrasah harus dibekali terutama Bahasa Korea, bahara Arab, dan bahasa Inggris. Bahkan jika sudah mapan kerjasama ini, BNP2TKI akan membuatkan konsep untuk Madrasah Aliyah Ketrampilan,” kata Nusron bersemangat.

Sebagai langkah awal, Ditpenma dan BNP2TKI akan memilih beberapa madrasah sebagai piloting project, terutama madrasah yang berada di daerah kantong-kantong TKI untuk difasilitasi pelatihan bidang otomotif, perminyakan, dan lainnya. Selain itu juga penguatan bahasa asing, yaitu: Korea, Arab, dan Inggris.

Ditpenma dan BNP2TKI juga akan segera melakukan sosialisasi, sekaligus MoU dengan madrasah pilot agar program pengembangan SDM siswa-siswinya bisa segera dilakukan melalui pelatihan. Mereka nantinya akan diproyeksikan sebagai tenaga kerja yang profesional di bidangnya.

“Jika hal ini berjalan dengan baik, maka ini merupakan cara yang efektif untuk memotong mata rantai calo tenaga kerja yang ada selama ini,” katanya.

Ditemui di tempat yang sama, M. Nur Kholis Setiawan mengatakan bahwa kerjasama akan meneguhkan madrasah ketrampilan (vokasional), sekaligus meneguhkan bahwa madrasah ketrampilan adalah tempat untuk melahirkan calon-calon tenaga kerja yang profesional. (hmm/mkd/mkd)