Nasional

Kemenag Beri Bantuan Madrasah Beratap Daun Kelapa di Banten

Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI memberikan bantuan kepada Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Huda, Kp Rancecet, Ds Rancapinang, Cimanggu, Pandeglang Banten. Bantuan tersebut sebesar Rp180 juta diperuntukkan untuk membangun ruang kelas baru beserta perlengkapannya.

“Mudah mudahan ini berkah bagi perjaungan kalian, kita mambawa bantuan 180 juta. Ibaratnya, kita ini sebagai orang tua dari madrasah, mampunyai kuajiban mengembangkan anak anak.” kata Direktur Pendidikan Madrasah, Nur Kholis Setiawan, saat menyerahkan bantuan, di Cimanggu Pandegelang, Banten.

Kondisi MIS Al-Huda sendiri sangat memprihatinkan. Sebab, sejak dibangun pada tahun 2009 silam hingga saat ini madrasah yang berada di paling ujung pulau jawa itu hanya beratapkan daun rumbia dan daun kelapa kering. Bangku dan kursi di ruang kelas juga jauh dari layak, dan dinding bangunan berasalkan dari anyaman bambu. “Dan melihatnya seperti ini tidak tega, harus mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak, segera dibangun gedung,” kata Nur Kholis.

Direktur Madrasah melanjutkan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada media yang telah memberikan informasi adanya madrasah yang masih jauh dari layak, “Sebenarnya ini tanggung jawab Kemenag, untuk itu setelah kita mendapat informasi dari media, kita langsung blusukan ke lokasi,” ujarnya. Sebagaimana diketahui, letak MIS Al-Huda harus ditemput selama 5 jam perjalanan darat dari pusat Kota Banten dengan melewati medan Taman Nasional Ujun Kulon.

Menurut Kepala MIS AL-Huda, Wiwi Rustandi madrasahnya hanya berukuran 6x10 meter, terdiri dari 3 ruang kelas untuk menampung sebanyak 78 anak didiknya. Selain itu, dirinya juga mengaku sangat berterima kasih telah diberikan bantuan oleh pihak Kementerian Agama, “saya terharu, kita akan segera bangun ruang kelas untuk anak-anak ini,” kata Rustandi.

Rustandi menjelaskan, saat ini madrasah yang dia pimpin hanya mempunyai 11 guru bantu biasa, “sebelas itu yang sembilan guru matapelajaran dan dua lagi hanya guru ekstra kurikuler,” terangnya. Hingga saat ini, dirinya menggaji anak buahnya dengan mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Meski mengandalkan dana BOS, lanjut Rustandi lagi, pihaknya tetap menggratiskan para siswanya, “ dana itu untuk guru dan untuk operasional semuanya, guru disini belum ada yang PNS dan yang mendapat sertifikasi juga belum ada,” pungkasnya (Sholla/MSS)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua