Lampung (Kemenag) --- Kementerian Agama mengajak mahasiswa untuk menjadikan media sosial (medsos) sebagai sarana menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama.

Ajakan ini disampaikan oleh Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dihadapan mahasiswa baru peserta Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung, di Metro, Lampung.

“Media sosial efektif untuk dijadikan desiminasi paham Islam yang moderat, toleran dan damai”, kata Ruchman, Senin (06/08).

Keterlibatan mahasiswa IAIN dalam pengarusutamaan moderasi beragama menurut Ruchman perlu dibangun. Hal ini dilatarbelakangi keprihatinannya terhadap beberapa hasil penelitian tentang radikalisme yang berkembang di kalangan mahasiswa.

Ruchman mengutip hasil riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada April 2017 yang menemukan gejala radikalisme sudah mulai menyebar di kalangan mahasiswa. “Dari hasil survei kepada mahasiswa di 15 provinsi di Indonesia tersebut, ditemukan bahwa 39% mahasiswa tertarik untuk masuk ke organisasi radikal (mengganti ideologi negara),” ujar Ruchman dihadapan 1.905 mahasiswa baru IAIN Metro Lampung Tahun Akademik 2018/2019.

Hasil Riset Alvara tahun 2017, juga menjadi salah satu data yang dikutip oleh Ruchman. Penelitian Alvara menunjukkan bahwa 17,8 persen mahasiswa yang setuju khilafah sebagai bentuk pemerintahan yang ideal dibanding Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Bahkan dalam penelitian tersebut, mahasiswa yang siap berjihad untuk tegaknya negara islam (khilafah islamiyah) mencapai 23,4 persen,” tutur Ruchman.

Hal ini menurut Ruchman perlu diantisipasi. Karena hal tersebut mengindikasikan menguatnya intoleransi di kalangan mahasiswa. “Bila tidak diantisipasi bisa berujung kepada ajaran radikalisme yang berbasis agama di kalangan terdidik dan kelas menengah,” ujar Ruchman.

Ruchman pun mengajak mahasiswa baru IAIN Metro untuk bersama-sama melakukan gerakan anti radikalisme dengan cara pengarusutamaan moderasi beragama. Penyebaran nilai baik melalui media sosial diharapkan Ruchman dapat membendung nilai-nilai intoleransi dan radikal yang berkembang, khususnya di kalangan mahasiswa IAIN.

Kegiatan PBAK yang akan berlangsung pada 6 – 10 Agustus 2018, dibuka oleh Enizar, Rektor IAIN Metro Lampung. Hadir dalam pembukaan seluruh pejabat IAIN Metro, Wakil Rektor I, II dan III, Kepala Biro AUAK Zahdi dan sejumlah Dekan serta civitas akademika lainnya.

Enizar meminta kepada mahasiswa baru IAIN Metro untuk bangga menjadi mahasiwa IAIN. Pasalnya kampus IAIN dinilai sebagai kampus yang bisa mengantarkan hadapan dan impian anak bangsa.

"PBAK momen efektif untuk mengenal kultur dan budaya akademik dan kemahasiswaan dan juga menjadi sarana untuk saling mengenal antar mahasiswa dengan lingkungannya " kata Enizar.

Selain itu Enizar mengatakan bahwa para mahasiswa akan mendapatkan pelajaran berharga dan berkesan karena bisa berinteraksi dengan baik dan membangun impian-impian.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ida Umami mengajak mahasiswa untuk lebih mendekatkan diri kepada Ilahi dan menata niat untuk memasuki dunia akademik yang penuh tantangan.

Dosen Bimbingan Konseling ini mengatakan kegiatan PBAK dimaksudkan untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan peserta terhadap sistem pendidikan di IAIN Metro serta sebagai ajang mengembangkan kecerdasan secara spiritual, emosional, intelektual dan sosial secara kritis dan kreatif. Juga menjadi pemupuk solidaritas dan toleransi antar sivitas akademika.

Kegiatan PBAK Tahun Akademik 2018/2019 diikuti oleh 1.905 mahasiswa, dengan perincian dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 848 orang, Fakultas Syariah 224 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) 629 orang dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) berjumlah 204 orang.

Kegiatan PBAK diramaikan dengan adanya stand bazar yang diprakarsai oleh organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) seperti SEMA , DEMA , UKM, UKK dan Himpunan Mahasiswa Jurusan se-IAIN Metro.(RB)