Jakarta (Pinmas) --- Kearifan lokal memiliki kekuatan untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis. Untuk itu, kearifan lokal perlu dijaga dan dikembangkan, salah satunya melalui lembaga pendidikan.

Hal ini disampaikan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kementerian Agama, Abdurrahman Mas'ud saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/09).

Abdurrahman menilai bahwa kearifan lokal memiliki kekuatan untuk menjaga kehidupan keharmonisan di Tanah Air. Sayang, lanjut Abdurrahman, dari hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan di 33 provinsi, ditemukan bahwa kearifan lokal semakin terkikis oleh dampak pengaruh globaliasi.

"Orang seolah tidak pe-de (percaya diri,red) ketika tampil dan mengangkat kearifan lokal. Padahal tiap daerah memilikinya, yang secara universal diakui nilai-nilainya sangat bagus," ia menjelaskan.

"Kearifan lokal harus ikut mewarnai kehidupan bangsa Indonesia. Tanpa kearifan lokal, Pancasila tak punya nilai apa-apa," tambahnya.

Karena itu, Abdurahman berharap melalui pendidikan, kearifan lokal dapat diangkat dan diaktualisasi dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait toleransi kehidupan, Abdurrahman menjelaskan, guru agama-agama, para orang tua murid dan siswa perlu meningkatkan komunikasi tentang pentingnya hidup harmoni dalam negara majemuk seperti Indonesia. (ess/ant/mkd)