Nasional

Juara Nasional KLSN Itu Anak Tukang Becak

Jakarta (Pinmas) —- Siswa Madrasah kembali mengukir prestasi di kancah nasional. Adalah Ratna Aprilia, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purbalingga yang telah mengharumkan nama almamaternya dengan menjuarai Kegiatan Lawatan Sejarah Nasional (KLSN) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kepada Pinmas, Rabu (25/06), Ratna (16), demikian dia biasa disapa, sempat bercerita tentang kehidupan pribadi dan keluarganya.

Ratna terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya yang bernama Aminudin hanyalah pekerja serabutan, mulai dari tukang becak, tukang kayu, membantu pengusaha sound system, dan lainnya. Sedangkan ibunya yang bernama Darsinah adalah penjual sayur.

Ratna anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya yang pertama (perempuan) baru menginjak kelas 3 MI, sedang adki kedua (laki-laki) baru berusia 3 tahun. Menurutnya, menjadi anak pertama merupakan tanggungjawab besar baginya untuk senantiasa memberikan contoh dan teladan bagi sang adik.

“Dengan segala keterbatasan ini, saya tetap semangat mencoba terus mengukir prestasi. Hari-hari yang saya lalui harus dijalani dengan prihatin dan legawa,” kata Ratna mengingatkan pesan orang tuanya.

Duduk di kelas IPS MAN Purbalingga, Ratna mengaku awalnya merasa minder dengan teman-temannya. Ratna bersyukur karena teman-teman di XI IPS 1 ini mau menerima dirinya apa adanya. Keterampilannya menulsi diawali ketika diberi kesempatan oleh gurunya, Ibu Susilowati, untuk mengikuti lomba menulis esai yang diadakan UNNES. Saat itu, Ratna belum berhasil dan itu justru membuat semangat belajarnya semakin kuat.

Kesempatan kedua datang ketika Ibu Susilowati kembali memanggilnya untuk mengikuti lawatan sejarah regional yang diadakan oleh BPNB Yogyakarta. Ratna pun menulis esai berjudul “Jangan Sampai Kebangkitan Nasional Berubah Menjadi Kebangkrutan Nasional”. Tulisan ini dilambari keprihatinannya terhadap generasi bangsa masa kini.

“Alhamdulilah saya diberikan kesempatan presentasi dan maju ke tingkat Nasional sebagai wakil dari MAN Purbalingga, Kab. Purbalingga, dan Jawa Tengah,” kisahnya bangga.

Ratna pun mengupayakan hal terbaik yang bisa dilakukannya. Karya tulis berjudul “Bangsa Bersatu Karena Bahasa” itupun berhasil dia selesaikan, meski pada saat bersamaan harus menghadapi Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Ratna pun berangkat ke Siak, Riau, diiringi doa keluarga, teman, dan guru di MAN Purbalingga.

“Yang membuat saya sangat terharu adalah ketika saya pergi lomba, tiap malam ibu saya menangis. Dan ini adalah hal yang sangat saya percaya sebagai modal utama, doa ibu,” tegas Ratna penuh haru.

Pretasi itu sudah diraih. Putri tukang becak ini berharap dapat terus berprestasi, utamanya menyelesaikan pendidikannya di MAN Purbalingga dengan hasil maksimal. Di lubuk hatinya yang terdalam, Ratna juga mengaku mempunyai harapan untuk melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi Negeri.

“Apakah mungkin saya dapat melanjutkan kuliah dengan keadaan ekonomi orangtua saya yang seperti ini?” tutur Ratna sembari mengusap kelopak matanya yang mulai berkaca.

“Saya percaya bahwa Allah lah yang menentukan. Saya akan terus berusaha dan berdoa. Di mana Allah menggariskan takdir untuk saya, disitulah saya akan berjalan. Karena saya tahu, bagi-Nya tak ada yang tak mungkin,” harapnya membangun optimism diri.

Selamat untuk Ratna. Semoga catatan kecil ini terbaca oleh mereka yang memang semestinya memberi perhatian lebih pada tunas-tunas bangsa berprestasi di negeri ini. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua