Nasional

Jemaah Gelombang Kedua Mulai Didorong ke Madinah

Madinah (Pinmas) – Setelah seluruh tahapan haji dituntaskan, jemaah gelombang kedua mulai didorong ke Madinah untuk melaksanakan ibadah Arbain selama sembilan hari. Fase pertama kedatangan jemaah gelombang kedua ke Madinah berangsur dimulai sejak tanggal 13 Oktober 2014 kemarin berjumlah 5 kloter, mereka ditempatkan di hotel yang berada di wilayah Markaziyah. Dan hari ini, Selasa, 14 Oktober 2014, ada 10 kloter yang akan datang ke Madinah.

Dituturkan Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrullah Djassam, untuk persiapan pemondokan jemaah gelombang kedua, pihak daker Madinah melakukan sejumlah langkah. Pertama, 10 hari sebelum wukuf kita sudah memberikan jadual kepada para Majmuah, karena ini yang sering dikeluhkan Majmuah, keterlambatan jadual. Kedua, mengumpullan surat keterangan penempatan (bayan tafwidz) di mulai sejak sebelum wukuf.

“Sampai sekarang sudah ada 120 bayan tafwidz yang diserahkan oleh Majmuah, dan kami cek sampai dari 120 bayan tafwizd itu semuanya ada di wilayah Markaziyah. Hanya tinggal 65 kloter lagi yang kita masih menunggu bayan tafwidz, dan kita setiap hari berkomuikasi dengan Majmuah untuk segera menyerahkan bayan tafwidz yang 65 kloter itu,” tutur Nasrullah kepada MCH, Selasa (14/10).

Menurutnya, 65 kloter ini kedatangannya rata-rata di atas tanggal 20 Oktober 2014 hingga akhir kedatangan. Jadi kedatangan dari tanggal 13-17 atau 18 itu kalau dilihat dari sistem, berwarna hijau. Artinya sudah siap sekali dan seluruhnya berada di wilayah Markaziyah.

“Mudah-mudahan tidak ada terjadi yang tidak kita inginkan berubah penempatannya di luar Markaziyah, kita berusaha semaksimal mungkin jemaah di gelombang kedua ini seluruhya berada di dalam Markaziyah, dan Majmuah sudah berkomitmen bahkan ada yang minta tambahan kapasitas,” kata Nasrullah.

Namun demikian ujar Nasrullah, kita perlu antisipasi. Berdasarkan pengalaman gelombang pertama para Majmuah ini sesungguhnya bisa saja untuk menempatkan di luar Markaziyah pada waktu yang sangat tiba-tiba sekali.

“Jadi kita antisipasi, kita ingin komitmen mereka, kepastian dari Muassasah Adillah, dari Kementerian Haji atau hotel atau Majmuah itu sendiri perlu kita pastikan sehingga jemaah seluruhnya bisa ditempatkan di dalam Markaziyah,” ujar Nasrullah.

Ketika ditanyakan potensi kemungkinan jemaah ditempatkan di luar Markaziyah, Nasrullah mengatakan dari keterangan yang didapatkan dari Majmuah, 65 kloter ini persoalan waktu saja, karena bayan tafwidz nya sudah masuk sebagian tapi di sistem belum berwarna hijau. Karena biasanya perubahan warna itu terkait dengan pembayaran jaminan dari Majmuah, jadi Majmuah biasanya membayar ke pihak hotel dan Muassasah Adila dan Kementerian Haji itu mendekati kedatangan jemaah bisa H-2 atau H-3, jadi menurut mereka ketika di sistem itu belum berwarna hijau sesuatu yang biasa, nanti pada saatnya ketika mereka sudah oke di sistem masing-masing, Insya Allah semuanya bisa.

“Namun kemudian, sekali lagi saya katakan ini bagian dari usaha kita, dan yang menjadi kami optimis adalah di gelombang kedua ini hanya jemaah Indonesia yang tersisa 50 persen, sementara jemaah negara lain tersisa 30 persen, negara lain itu 70 persen di gelombang pertama dan 30 persen di gelombang kedua. Artinya, dari sisi tempat sebetulnya logikanya banyak yang kosong dari gelombang pertama oleh karenanya kesempatan menempatkan jemaah di dalam Markaziyah itu lebih besar dari gelombang kedua,” kata Nasrullah.

Ketika ditanyakan apakah daker sudah mempersiapkan hotel di luar Markaziyah, Nasrullah mengatakan perlu dipahami bahwa yang menyiapkan hotel itu bukan pihak daker tapi pihak Majmuah. Kita kontrak dengan Majmuah mereka adalah penyedia layanan akomodasi, ziarah dan pada gelombang kedua ini menjadi domainnya Majmuah. Daker itu hanya mengecek, kalaupun ada di luar Markaziyah pasti kita cek lagi.

Menurutnya, pengalaman di gelombang pertama seluruh hotel di luar Markaziyah itu standarnya berada di luar hotel yang berada di dalam Markaziyah, terus dari 56 hotel yang kita cek di luar Markaziyah itu hanya tiga yang lumayan, yang lumayan itu tetap di bawah standar hotel dalam Markaziyah, jadi tetap kita antisipasi.

“Antisipasinya adalah meminta bayan tafwidz lebih awal, dan komitmen lebih dini, saya agak khawatir ketika kita bicara tentang luar Markaziyah itu memberi celah bagi Majmuah untk menempatkan jemaah di luar Markaziyah,” ujar Nasrullah. (dm/mch2014).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua