Jakarta (Pinmas) - Indonesia sebagai negera muslim terbesar di dunia, akan berupaya menjadi tempat studi toleransi dan perdamaian dunia. Berbagai prestasi Indonesia sebagai negara yang Bhinneka Tunggal Ika, layak ditularkan ke negara-negara lain, khususnya negara-negara muslim. "Indonesia terdiri dari 1200 suku, 720 bahasa daerah dan bermacam-macam adat istiadat dan agama. Namun bisa bersatu menjadi sebuah bangsa yang besar, karena kuatnya toleransi. Indonesia sebagai negara muslim terbesar layak menjadi tempat studi toleransi dan perdamaian dunia," kata Menteri Agama H Suryadharma Ali pada pembukaan Konferensi Internasional tentang Islam dalam Pembangunan Peradaban dan Perdamaian Dunia di Hotel Borobudur, Selasa (23/4) siang.

Menurut Menag, fakta menunjukkan bahwa semua agama di Indonesia mendapat penghormatan atau tempat yang adil, walaupun jumlah pemeluknya sangat sedikit. Semua hari besar keagamaan juga dijadikan Hari Libur Nasional. "Dalam berbagai event keagamaan seperti MTQ di Ambon, umat Kristiani dan tokoh agama Kristen, Katolik membantu secara total. Begitu pula Pesparawi, umat dan tokoh Islam juga membantu mensukseskan pelaksanaannya. Kalaupun ada konflik, maka itu akibat provokasi dan jumlahnya tidak sebanding dengan kerukunan yang terbentuk di negeri ini," papar dia.

Dalam kesempatan yang sama, pakar Islam Yordania, Prof Dr Abdul Salam Al Abbadi, dalam konferensi yang diselenggarakan Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Yordania serta Kemenag RI tersebut diharapkan terwujud langkah-langkah nyata untuk memajukan SDM umat Islam, sehingga dapat mengulang prestasi umat Islam terdahulu yang begitu tinggi peradabannya dan mewarnai dunia dalam berbagai aspek kehidupan. "Juga untuk meluruskan mis persepsi dunia terhadap Islam, yang saat ini dicap sebagai ajaran dengan kekerasan dan anti toleransi. Dan menguatkan kembali semangat dan langkah nyata Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam," katanya.(SM/Hartono)