Nasional

Imbauan Dirjen PHU Jelang Fase Pemberangkatan Gelombang Kedua

Jakarta (Pinmas) —- Operasional pemberangkatan jamaah haji gelombang kedua akan dimulai Senin (15/09) besok. Jamaah haji Indonesia setibanya di Jeddah akan langsung diberangkatkan ke Makkah untuk menjalani umrah wajib dan menunggu puncak haji wukuf di Arafah yang diperkirakan jatuh pada Jumat (03/10), sebelum akhirnya diberangkatkan ke Madinah untuk menjalani ibadah Arbain.

Saat ini, kondisi Masjidil Haram semakin padat seiring semakin banyaknya jamaah haji yang datang dari berbagai Negara. Terkait ini, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil mengimbau seluruh jamaah haji Indonesia untuk menjaga stamina dan kesehatannya.

“Jadi supaya jangan sampai tenaganya habis terkuras untuk sekarang, sedang pas puncak haji malah menurun. Ini dibutuhkan stamina karena mereka akan dibawa ke Arafah dan Mina untuk tinggal di perkemahan dalam suasana panas sehingga butuh kesiapan fisik,” terang Abdul Djamil kepada kontributor Pinmas, Minggu (14/09).

“Kami berharap pada jamaah (tenaganya) tidak dihabiskan sekarang. Kami menganjurkan supaya mereka berhemat tenaga karena puncak haji baru 3 oktober. Jangan lupa makan makanan bergizi dan konsultasikan kesehatan ke dokter,” tambahnya.

Terkait antsipasi virus Mers-Cov dan Ebola, Abdul DJamil mengaku akan terus memberikan perhatian dan pengawalan khusus. Menurutnya, sejak di Tanah Air, para jamaah sudah didampingi dengan 3 petugas kesehatan dan salah satunya adalah dokter. “Sejak di embarkasi sudah dianjurkan agar jamaah kalau ada hal-hal yang dirasakan kurang enak badan, di dekat mereka sudah ada pelayanan dokter,” terang Pgs. Dirjen Bimas Islam ini.

“Jika nanti setelah di Arab Saudi ternyata petugas kesehatan kloter tidak bisa menangani, maka di sana ada BPHI Madinah dengan 55 kapasitas dan di Makkah juga ada dengan kapasitas yang lebih banyak,” tambahnya.

Petugas Ikuti Jamaah

Selain itu, Abdul Djamil juga meminta seluruh petugas haji agar mengikuti pergerakan jamaah, baik di Madinah maupun di Makkah. “Saya imbau petugas haji supaya betul-betul mengikuti pergerakan (menjaga keamanan,-red) jamaah. Misalnya, pada saat jamaah di Madinah melaksanakan arbain, berbagai kemungkinan bisa terjadi,” terang Abdul Djamil.

Abdul Djamil mengimbau Jamaah kalau keluar jangan mencolok dengan membawa uang dan perhiasan yang banyak,” tambahnya.

Untuk petugas haji di Makkah, Abdul Djamil meminta agar berkonsentrasi pada persoalan tranpostasi atau bus shalawat yang akan mambawa jamaah ke haram, khususnya pada jamaah yang menempati pemondokan dengan jarak 2.000 – 4.000 m dari Masjidil Haram.

Abdul Djamil menegaskan bahwa pihaknya memang sudah menyiapkan bus shalawat sebagai sarana transportasi jamaah haji Indonesia selama di Makkah. Namun demikian, Djamil mengaku bahwa pada jelang puncak haji, jamaah dari berbagai Negara juga akan memadati setiap terminal bus. Untuk itu, Ditjen PHU akan menempatkan petugas pada halte-halte bus yang dilalui jamaah haji Indonesia.

“Kita sudah menyiapakan bus shalawat. Dalam puncak jelang wukuf tidak terelakkan jamaah akan berjubel dengan Negara lain. Antisipasinya peletakkan petugas pada halte-halte yang sudah disiapkan,” tuturnya. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua