Nasional

Ida Fauziah: Sosialisasikan Masalah Pemotongan Kuota Pada Seluruh Steakholder

Jakarta (Pinmas) - Ketua Komisi VIII DPR RI, Ida Fauziah meminta Kementerian Agama agar segera mensosialisasikan kebijakan pemotongan kuota haji ini kepada seluruh steakholder terkait. Hal ini disampaikan Ida Fauziah ketika diwawancara Metro TV, Minggu (16/06). Yang tidak kalah penting adalah mensosialisasikan kepada seluruh steakholders terkait, terang Ida Fauziah.

Menurut Ida, sosialiasi penting agar masyarakat tidak galau sehingga tidak ada keresahan di masyarakat. Dengan sosialiasi yang baik dan massif, lanjut Ida, masyarakat diharapkan dapat memahami betul kebijakan itu seperti apa dan dampaknya seperti apa. Kita benar-benar meminta kepada pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Ini sekali lagi demi keselamatan jamaah haji sendiri, tegas Ida Fauziah. Ida Fauziah juga menambahkan bahwa setelah pemerintah Indonesia melakukan lobi dengan Arab Saudi, DPR akan mengundang Menag untuk menyampaikan strategi penyelesaian pengurangan tersebut. Siapa yang diberi kesempatan untuk berangkat tahun ini? Tentu dengan nomor urut yang sudah ada dalam siskohat. Kita minta agar prosesnya adil, menjamin keadilan bagi seluruh jamaah dan transparan, papar Ida Fauziah yang juga berharap bisa bersama Menag dalam melakukan lobi dengan Pemerintah Arab Saudi.

Terkait ini, Dirjen Penyelenggeraan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa pemotongan kuota, prinsipnya akan dilakukan dengan adil dan transparan. Menurut Anggito, sekarang ini Kementerian Agama sedang membuat urutan daftar calon jamaah haji. Siapa yang mendaftar duluan, itu yang kita prioritaskan. Yang masih baru, kalau terkena potongan, akan kami sampaikan bahwa dia akan digeser ke 2014, jelas Anggito.

Namun demikian, lanjut Anggito, ada dua hal yang akan dikeluarkan dalam urutan, yaitu: Pertama, calon jamaah haji yang sudah pernah berhaji. Itu akan kami keluarkan tidak lagi diberangkatkan tahun ini, tapi akan dipindahkan ke tahun-tahun berikutnya, kata Anggito. Kedua, yang sedang kami kerjakan bersama dengan Kemenkes adalah mengidentifikasi calon jamaah haji yang mempunyai resiko tinggi atau mereka yang sudah sepuh yang sulit untuk berjalan pada waktu tawaf. Itu kemungkinan besar juga akan kita keluarkan dalam daftar urutan, ujar Anggito.

Anggito menegaskan, karena kondisi Masjidil Haram yang sangat beresiko dan berdesak-desakan, maka kami hanya akan memberangkatkan mereka yang belum pernah berhaji dan mereka yang betul-betul sehat secara fisik. Kita akan membuat daftar urutan dari urutan yang paling duluan atau paling awal per provinsi. Karena, pembagiannya memang menurut uruan pada masing-masing provinsi sesuai dengan pada waktu mereka mendaftar, tutup Anggito. (mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua