Nasional

Haji, Membutuhkan Totalitas Pengorganisasian

Jakarta (Pinmas) — Haji adalah perhelatan yang membutuhkan totalitas pengorganisasian yang dilakukan sejak dahulu. Haji itu merupakan mobilisasi orang dalam jumlah besar, dan Indonesia ini adalah negara yang mengirim jemaah paling besar di dunia.

“Indonesia dengan kuota haji 156.200 dan 13.600 jemaah haji khusus merupakan (jumlah) mobilisasi orang yang tidak ada duanya di dunia dan membutuhkan totalitas pengorganisasian,” terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil ketika melakukan penandatanganan Perjanjian Pengangkutan Udara Jamaah Haji Tahun 1435H/2014M antara Kementerian Agama dengan PT. Garuda Indonesia. Tbk dan Saudi Arabian Airlines di Jakarta, Kamis (26/6). Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama Garuda Indonesia Emiryah Satar, General Manager Hajj dan Umrah, Sales and Revenue Managament Saudi Arabian Airlines Shameer Khayyat dan pejabat Eselon II Ditjen PHU.

Djamil menambahkan, kita memobilisasi 155.000 yang secara statistik orangnya rata-rata hanya memiliki pendidikan dasar, sehingga disitulah persoalan haji tersebut membutuhkan pembimbingan, penguasaan manasik dan fiqqiyah, disparitas dengan jemaah lain seringkali berbeda jauh. Adanya hal ini, ujar Djamil, bisa memicu kompleksitas permasalahan dengan karakteristik jemaah yang beragam.

“Kita berkomitmen melayani sebaik-baiknya, hal ini menjadi hambatan secara simbolik bagi Saya dan minta pak Emir dan pk Shameer untuk melayani jemaah sebaik-baiknya. Saya yakin dan haqqul yakin ini bagian dari dedikasi dan amanat bagi kita untuk melayani jemaah,” kata Djamil.

Djamil menekankan, bahwa kita adalah khadimul hujjaj , kita ini adalah pelayanannya para haji dan itu merupakan kehormatan, dan merupakan diginity tersendiri bagi kita untuk tamu-tamu Allah dengan kemuliaannya mereka datang ke tanah suci yang cita-citanya dibangun untuk naik haji sejak muda.

“Itulah panorama dari jemaah kita dengan keanekareagaman tradisi budaya dan kebiasaan yang menggambarkan kompleksitashaji kita,” ujar Djamil.

Ada problem tersebut – lanjut Djamil – itu juga merupakan bagian dari konsekwensi logis dari tingkat kesulitannya, meskipun itu tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk mengatakan bahwa kekurangan itu harus dimaklumi karena memobilisasi jemaah yang berjumlah ratusan ribu dengan rentang waktu yang hanya 39 hari.

“Tidak, kita harus membawa tekad untuk melayani jemaah haji sebaik-baiknya,” tegas Djamil.

Pada kesempatan tersebut, Djamil minta kepada Garuda dan Saudi Arabian Airlines untuk bersama-sama, terutama hal yang sifatnya teknis dalam memobilisasi jemaah ke sana agar tetap on time performance, serta meningkatkan layanan pada jemaah di pesawat .

“Saya yakin kalau ini menjadi komitmen bersama, Saya rasa kita akan bisa meningkatkan layanan haji kita lebih baik,” ujar Djamil.

Selain itu, Djamil juga minta seluruh pihak untuk memberikan perhatian maksimal bagi perhajian kita, terlebih tahun ini bertepatan dengan momentum siklus pergantian kepemimpinan nasional yang harus dibarengi dengan perbaikan perhajian kita mulai dari lini terdepan, pendaftaran kuota, termasuk transportasi bisa berjalan sebaik-baiknya. (dm/dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua