Nasional

GEMMA SEMI, Dari MAN 3 Malang untuk Madrasah Indonesia

Jakarta (Pinmas) - Gerakan Menjadikan MAN 3 Malang Sebagai Etalasae Madrasah Indonesia (GEMMA SEMI) muncul sebagai respon dari harapan masyarakat untuk bisa mendapatkan madrasah yang ideal bagi penyelenggaraan pendidikan anak-anaknya. GEMMA SEMI juga merupakan respon atas kebijakan pemerintah yang menginginkan adanya madrasah percontohan yang bisa didesiminasikan kepada madrasah-madrasah lain. Hal ini disampaikan Kepala MAN 3 Malang, Ahmad Hidayatullah, ketika diwawancarai melalui telepon, Minggu (24/02).

Menurutnya, berdasarkan pengalaman memimpin madrasah dengan berbagai tipe, termasuk MAN Insan Cendekia (MAN IC) dan setelah setahun memimpin MAN 3 Malang, muncul sebuah inspirasi bahwa madrasah yang tampaknya bisa dijadikan jawaban atas harapan pemerintah untuk menjadi contoh kemajuan bagi madrasah yang lain adalah madrasah yang memang lahirnya dari madrasah konvensional. Konvensional dalam pengertian madrasah yang dulunya memang dari madrasah kecil, memiliki dinamika turun-naik, kemudian dijadikan menjadi madrasah unggul, terang Ahmad.

Argumentasinya, lanjut Ahmad, jika keunggulan madrasah konvensional itu yang diekspos, maka resistensi madrasah lain untuk mencontoh itu relatif kecil. Berbeda dengan dulu pada saat saya memimpin MAN IC, walaupun memang besar, tetapi saat dihadapkan pada keberhasilan MAN IC, madrasah lain kebanyakan mengatakan pasti bisa begitu karena memang sudah ditreatment oleh negara dengan besar sekali, kata Ahmad. Ahmad Hidayatullah juga menjelaskan bahwa GEMMA SEMI diawali sejak satu tahun yang lalu dengan mengevaluasi semua potensi madrasah, baik SDM (tenaga pendidik dan kependidikan), sistem, serta fasilitas dan lingkungan madrasah dengan menggunakan indikator-indikator ilmiah.

Untuk membuat peta potensi SDM, kami undang PUSPENDIK untuk menguji potensi guru-guru kami semua dari empat kompetensi: kepribadian, sosial, profesional, maupun kompetensi pedagogik. Untuk pegawai, diuji potensi kinerja, intelektual, semangat kerja, dan potensi manajerialnya, ujar Ahmad. Evaluasi SDM ini menghasilkan peta pegawai yang digunakan untuk dasar menyusun skala prioritas. Adapun yang terkait potensi sistem dan lingkungan madrasah, dilakukan evaluasi diri madrasah. Dari tahapan ini dirumuskan Pedoman Penyelenggaraan MAN 3 Malang untuk 5 tahun yang akan datang.

Pedoman ini kemudian dikerucutkan kembali menjadi rencana kerja jangka menengah, rencana kerja tahunan, serta rencana kerja anggaran. Operasional anggaran MAN 3 Malang, mungkin seperti madrasah lainnya, hanya 100 juta per tahun. Jumlah ini relatif kecil, untuk sebuah harapan dan cita-cita yang besar. Namun, hal itu bukanlah penghalang. Berbekal dari potensi yang ada, MAN 3 Malang, berinisiatif mengembangkan unit usaha madrasah, seperti: unit pertokoan, unit kantin, serta unit pusat pelatihan dan pembinaan siswa, remaja, dan guru berikut paket-paket pelatihan dan penginapannya. Kini, MAN 3 Malang juga mendirikan unit usaha travel umrah dan haji plus. Ternyata dari aktivitas yang semacam itu, bisa menghasilkan pasokan yang dibutuhkan untuk mengembangkan madrasah, SDM, dan lainnya; dan itu sudah berjalan satu tahun, terang Ahmad. Dari keberhasilan mengoptimalkan potensi ekonomi, MAN 3 Malang menargetkan agar tahun depan mempunyai prestasi yang bisa menjadikannya sebagai madrasah nomor satu di Indonesia. Minimal sama dengan prestasi MAN IC, baik akademik maupun non akademik, kata Ahmad.

Target tersebut, lanjut Ahmad Hidayatullah, sudah mulai terlihat. Belum genap satu tahun, siswa MAN 3 Malang menduduki ranking satu dari 15 penerima beasiswa untuk bisa studi di Jepang. Program seleksi penerima beasiswa untuk bisa studi di Jepang ini dilakukan langsung oleh utusan dari pemerintah Jepang. Siswa MAN 3 Malang bisa menduduki ranking satu se-Indonesia dari sekian ratus siswa yang mengikuti seleksi itu serta unggul dari siswa BPK Penabur dan MAN IC, papar Ahmad dengan penuh kebanggaan. Ahmad Hidayatullah optimis bahwa dengan pengelolaan manajemen SDM dan lingkungan, meski anggaran sedikit, bisa menghasilkan profile lulusan yang berprestasi. Karenanya, Hidayatullah berharap GEMMA SEMI dapat memotivasi internal civitas akademika MAN 3 Malang untuk terus berbenah dan berusaha mewujudkan MAN 3 Malang sebagai madrasah percontohan.

Keberhasilan MAN 3 Malang ini nantinya diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi madrasah lainnya. Dengan demikian, MAN 3 Malang dapat membantu pemerintah menyediakan fasilitas percontohan yang bisa didiseminasikan bagi madrasah lainnya. GEMMA SEMI diresmikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Peresmian yang dihadiri oleh Rektor UIN MALIKI Malang, Imam Suprayogo, dan para pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Agama itu ditandai dengan penandatanganan Prasasti GEMMA SEMI di MAN 3 Malang oleh Menteri Agama pada Jumat (22/2).

Dalam sambutannya, Menag mengatakan bahwa madrasah seperti ini patut dijadikan sebagai contoh. Bahkan, kalau MAN 3 Malang ini merupakan potret madrasah yang ada di Jawa Timur, tentu Jawa Timur akan semakin maju. Jangan berhenti mengukir prestasi, terus tingkatkan karena kompetisi tidak pernah berhenti. Yang berhenti akan tergilas oleh mereka yang terus berinovasi dan berkreasi, pesan Menag. Selain MAN 3 Malang, Menag juga mengunjungi Pondok Pesantren Shirothul Fuqaha, Sepanjang, Gondang Legi, Kab. Malang. Didampingi Kakanwil Kemenag Jatim, Ahmad Sudjak, Menag bertemu dengan para tokoh ulama dan pengasuh pesantren, serta Wakil Gubernur Jatim, Gus Ipul. Di hadapan para santri, Menag meminta agar mereka belajar dengan baik dan bangga karena bisa belajar di pesantren dan madrasah. Sebab, ilmu yang dipelajari di pesantren dan madrasah komplit dan menyeluruh. Selain kurikulum nasional, di pesantren dan madrasah kita juga mempelajari Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber ajaran dan pengetahuan. (mkd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua